Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Tukang Cukur Langganan

Diperbarui: 28 Februari 2023   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: merdeka.com             

Saya termasuk golongan orang boros untuk potong rambut. Bayangin saja, setiap setengah bulan harus antri di tukang cukur langganan. Sebab semenjak saya memutuskan untuk berambut "sangat pendek" ini, mau tidak mau itu yang harus saya lakukan. Padahal saat tukang cukur memotong rambut ini, hanya 5 menit.  Dan uang sepuluh ribu pun harus berpindah tangan sebagai ongkosnya. Tapi, no what-what alias tidak apa-apa.

Nah suatu ketika saya terkejut saya tiba jadwal potong rambut. Sang tukang cukur langganan wajahnya bermuram durja. Tidak ceria seperti biasanya. Padahal, biasanya teman yang dari Madura ini banyak banget ceritanya.

"Tumben Cak, hari ini sampeyan diam saja," tanya saya sambil menikmati pijatan di punggung saya.

"Lagi pusing, Pak."

"Pusing? Ada masalah, po?"

"Iya.'

"Berat?"

"Banget," jawabnya pendek. "Saya disuruh pindah dari kios ini."

"Lah, kenapa?"

"Nunggu uang sewa."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline