Nasdem terhitung partai yang berani. Saat partai lain menimbang-nimbang capres yang hendak diusung, Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang akan mereka usung. Sebuah pilihan yang memang harus ditentukan. Sebab dari 3 calon yang dihasilkan dari konvesi mereka, hanya Anies Baswedan yang dapat diusung.
Selanjutnya langkah Nasdem pun mengarah pada partai yang akan diajak koalisi. Hal ini berkaitan dengan upaya mencapai ambang batas pencapresan sebesar 20%. Walhasil PKS dan Demokrat pun mampu digandengnya. Setelah mendapatkan kawan koalisi, Nasdem menyerahkan pada Anies Baswedan akan pasangan yang hendak digandengnya.
Akhirnya dapat diduga, tarik-menarik pun terjadi antara PKS dan Demokrat. Diakui atau tidak rencana deklarasi mereka yang tertunda, pasti berkaitan dengan pasangan yang kan mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024. PKS maupun Demokrat sama-sama ingin menjadi pendamping, meski hal ini tidak terucap dengan jelas.
Tarik-menarik akhirnya berakhir. Demokrat dan PKS telah sepakat untuk mendeklarasikan Koalisi Perubahan, setelah sebelumnya Gerindra dan PKB membentuk Sekretaris Bersama. Meski belum secara jelas menyebut agenda Pilpres 2024, Sekretaris Bersama tetap muaranya pada agenda tersebut.
Kisah pun menjadi semakin menarik ketika Nasdem justru melakukan manuver lain. Tidak lama berselang, Nasdem melakukan kunjungan ke Sekretaris Bersama. Alasan silaturahmi yang dikemukakan. Sambutan dari pihak Sekretaris Bersama pun terlihat akrab, dialog keduanya tampak begitu cair.
Belum habis kekagetan publik, kini giliran Surya Paloh berkunjung ke istana. Lagi-lagi spekulasi pun berkembang. 'Silaturahmi' tersebut, bukan silaturahmi biasa. Mungkin saja silaturahmi tersebut berkaitan dengan isyu reshuffle yang menimpa kader Nasdem. Namun mungkin juga ada agenda lain. Yang jelas, kedua belah pihak tidak menyampaikan apa yang menjadi agenda mereka.
Kisah Nasdem ternyata tidak berhenti di sini saja. Kali ini Surya Paloh berkunjung ke Partai Golkar, menemui Airlangga Hartarto dan segenap pengurus lain. Lagi-lagi alasan silaturahmi yang dikedepankan. Sebuah alasan yang masuk akal. Sebab sebelum mendirikan Nasdem, puluhan tahun Surya Paloh berada di Partai Golkar. Sehingga suasana pertemuan tak ubahnya sebuah reuni di antara mereka. Lagi-lagi antara Surya Paloh dan Airlangga Hartarto tampak begitu menikmati momen tersebut.
Serangkaian 'safari' Nasdem ini akhirnya melahirkan berbagai spekulasi. Adakah Nasdem menjali plan B terkait dengan pencapresan Anies Baswedan. Sebab ketika PKS dan Demokrat telah sepakat deklarasi, justru Nasdem melakukan serangkaian manuver. Atau mungkin saja Nasdem berusaha mengajak pihak-pihak lain untuk berada dalam satu barisan yang digagasnya, Koalisi Perubahan. Sehingga kekuatan koalisi ini akan lebih mantap jika salah satu pihak yang dikunjungi Nasdem berminat.
Tampaknya semua pihak harus bersabar. Pendaftaran capres baru akan dilaksankan pada September 2023. Pelaksanaan Pilpres pun masih setahun lagi. Segalanya bisa saja terjadi. Karena dalam politik tidak ada kepastian yang pasti.
Lembah Tidar, 9 Februari 2023