Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Menanti Curacao Kecemplung di Kolam yang Sama

Diperbarui: 27 September 2022   20:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat pemain Indonesia merayakan gol ke gawang Curacao pada pertemuan mereka. (sumber: detik.com)

Malam nanti Garuda kembali mencoba tajinya melawan Curacao, setelah pada pertemuan pertama secara mengejutkan mampu mengalahkannya. Penguasaan bola yang hanya 36% jika dibandingkan Curacao ternyata sangat efektif. Terbukti 9 tembakan Garuda mengarah ke gawang, dibandingkan Curacao yang hanya 3 tembakan dari 15 tembakan yang ada.

Kaget? Jelas kaget siapa pun. Tidak hanya Garuda saja, Curacao lebih parah lagi. Sebab sikap yang terkesan mengentengkan tersebut justru menjadi bumerang bagi mereka. Winger-winger Garuda dengan sukses mengobrak-abrik barisan pertahanan Curacao yang dipenuhi postur-postur menjulang.

Prediksi mengenai pertemuan kedua antara Garuda dan Curacao jelas akan lebih seru pertandingannya. Jika orang bijak mengatakan tidak mungkin seekor keledai akan terjatuh ke lobang yang sama, demikian pula dengan Curacao. Bagaimanapun juga kekalahan pada laga pertama menjatuhkan harga diri mereka sebagai negara sepak bola di kawasan Amerika Latin.

Curacao dipastikan akan lebih mengoptimalkan kelebihan mereka dari segi postur. Tentunya garis pertahanan mereka tidak ingin jadi bahan mainan winger-winger lincah Garuda ditambah barisan depan yang mencuri kesempatan menceploskan bola ke gawang mereka.

Demikian pula dengan para pemain depan mereka. Dipastikan barisan pertahanan Garuda malam nanti akan lebih berkeringat menghadapi gempuran skuad Curacao. Demikian pula dengan Nadeo, dipastikan akan lebih sibuk menghalau bola yang akan masuk ke gawangnya, baik lewat sepakan keras ataupun tandukan para pemain Curacao yang tinggi menjulang.

Bagi Garuda, sikap ngotot dan ngeyel pasti akan dipertahankan. Stamina yang terbukti bagus pada laga pertama, menjadi modal berharga bahwa mereka mampu memainkan sepak bola modern selama 90 menit. Alur bola yang telah tertata rapi, pun menjadi sebuah modal berharga. Yang lebih penting lagi adalah keberanian mereka meladeni permainan pemain Curacao yang mempunyai kelebihan dari segi fisik.

PR besar bagi STY tetap pada transisi permainan. Tak dapat dipungkiri bahwa selama ini transisi menjadi PR besar di semua level timnas. Keterlambatan pemain belakang kembali ke posnya dapat menjadi bencana bagi tim. Namun untuk urusan mental dan stamina, tampaknya untuk kali ini STY dapat bernapas lega. Sebab kedua hal ini telah terlihat pada laga pertama saat mereka mengandaskan Curacao 3-2.

Lembah Tidar, 27 Septeber 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline