Siapa pun pasti setuju, jauh sebelum kualifikasi Piala Asia U-20 grup F sudah jelas pemenangnya. Dengan tanpa mengecilkan kekuatan Timorleste dan Hong Kong, tampaknya Indonesia dan Vietnamlah yang akan maju ke babak final. Dan terbukti dalam 2 laga yang dihelat, Indonesia dan Vietnam mampu menang dengan jumlah gol yang luar biasa.
Indonesia sendiri dalam 2 laga yang dilakoni, dengan sukses melesakkan 9 gol ke gawang lawan-lawannya, dan hanya kemasukan 1 gol gegara pinalti saat menghadapi Hong Kong tadi malam. Dalam 2 pertandingan tersebut, anak-anak Garuda Nusantara mampu menunjukkan permainan yang menawan. Pemain utama maupun lapis kedua, terbukti mampu menampilkan permainan yang ciamik.
Vietnam pun demikian juga. Torehan gol yang mereka lesakkan ke gawang Timorleste dan Hong Kong sama persis dengan Indonesia, 9 gol, dan mereka pun kemasukan 1 gol saat menghadapi Hong Kong. Tak beda dengan Indonesia, Vietnam mampu menjalani semua misi dengan sempurna.
Secara umum dominasi timnas U-20 Indonesia atas 2 lawan yang telah dihadapi adalah sesuatu yang wajar. Secara apa pun, timnas U-20 Indonesia di atas kedua tim tersebut. Terbukti gelombang serangan, maupun mobilitas para pemain dengan sikap pantang mundurnya mampu mengobrak-abrik garis pertahanan lawan. Ujung-ujungnya 9 gol dilesakkan lewat kaki beberapa pemain. Sebuah penampilan yang impresif.
Namun tampilan impresif ini bukannya tanpa catatan. Terbukti garis pertahanan timnas U-20 Indonesia tanpa celah. Terbukti dalam 2 laga sebelumnya serangan balik dari tim lawan yang hanya mengandalkan 1 hingga 3 pemain mampu menciptakan horror di garis pertahanan. Untunglah Cahya Supriadi sejauh ini mampu mementahkan ancaman tersebut.
Titik inilah yang tampaknya menjadi PR bagi coach STY. Keasyikan menyerang, dapat saja berbuah menjadi malapetaka bagi timnya sendiri. Apalagi pada laga pamungkas yang dihadapi adalah sang musuh bebuyutan, Vietnam. Tim yang pasti ingin membalaskan dendam adik-adiknya yang dilumat Indonesia pada AFF U-16 kemarin.
Untuk urusan permainan, harus diakui Vietnam sedikit berada di atas kita. Terutama dalam masalah kedisplinan dan organisasi permainan. Tim yang berjuluk Golden Star ini terbukti memiliki semuannya di tingkatan, termasuk U-20. Mereka tetap menganggap Indonesia dan Thailand sebagai ancaman serius dominasi mereka di level Asia Tenggara.
Urusan lain yang tidak boleh dilupakan adalah urusan mental. Bagaimanapun juga timnas U-20 Indonesia mempunyai sedikit luka saat mereka dikadali Vietnam dan Thailand pada perhelatan AFF U-19 yang lalu. Luka yang kemudian berujung dengan keinginan untuk membalas dendam, perlu ditata dengan rapi. Sebab terkadang emosi yang terbawa saat bermain, bukan tidak mungkin justru membuat mereka gagal fokus. Inilah yang tidak boleh terjadi.
Namun meskipun demikian, ada satu catatan menarik untuk skuad kali ini. Secara mental anak-anak sudah terasah. Batas antara skuad inti dan pelapis tidak begitu lebar. Terbukti pada laga melawan Hong Kong, di mana 90% pemain adalah pemain pelapis mampu memainkan permainan yang impresif. Keberanian berduel ditambah postur tubuh yang ideal, menjadi modal yang sangat berharga. Tak salah jika coach STY mengatakan perlunya latihan beban bagi setiap pemain, karena hal ini akan membuat mereka mampu melakukan body charge atau menjaga bola dengan sempurna.
Lembah Tidar, 17 September 2022