Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Ngantri BBM

Diperbarui: 7 September 2022   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi suasana sepeda motor antri BBM di sebuah SPBU. (sumber gambar: kabar24.com)

Setiap ada pengumuman kenaikan harga BBM, selalu ada pemandangan menarik yang membuat saya harus tersenyum sendiri. Hanya saja untuk kenaikan kali ini, pemandangan seperti ini tidak seheboh sebelumnya. Pasalnya, pengumuman disampaikan enggak seperti biasanya, sore hari.

Nah, pada masa-masa lalu, kenaikan selalu dilakukan pada malam hari. Tebak, apa yang terjadi?  Yah, antri BBM. Bangsa kita yang terkenal sebagai bangsa paling sulit antri, alias suka main nylonong sana, nylonong sini, kali ini mendadak tertib. Mereka rela datang lebih dini dan duduk menunggu saat jatah BBM diberikan.

Lalu di mana letak lucunya? Dalam pandangan saya pribadi, bagi mereka yang membawa mobil untuk antri BBM, saya bisa maklum dan mengerti alasan di balik mereka mau berpayah-payah meluangkan waktu untuk itu. Paling tidak mereka bisa 'minum' 10 liter, otomatis ada nilai penghematan di dalamnya.

Rasa heran yang muncul di benak saya, saat beberapa tetangga malam-malam berduyun-duyun ke SPBU. Yang menarik, yang mereka bawa adalah sepeda motor bukan mobil seperti yang lainnya. Dengan begitu antusias berbekal jaket atau sarung, mereka rela berdiri antri di SPBU tersebut.

Kalau dinalar, apa yang mereka lakukan rasanya sangat enggak impas dengan pengorbanan yang mereka keluarkan. Dengan menggunakan sepeda motor mereka tidak akan mendapat jatah sebanyak mobil. Paling mereka dapatkan 5 -- 6 liter saja. Jika jumlah itu dikalikan dengan selisi kenaikan harganya, tidak imbang dengan apa yang mereka lakukan. Dan ketika, BBM itu digunakan, enggak sampai seminggu mereka sudah harus mengisi lagi, dengan harga baru.

Nah, hal itulah yang membuat saya heran. Kalau saya sendiri, tidak pernah melakukannya. Secara hitung-hitungan bagi saya tidak menguntungkan, kecuali membawa mobil.

Tapi ketika saya ngobrol dengan salah seorang teman, ternyata jawaban mereka membuat saya ternganga. Kata mereka asyik-asyik saja. Ketika saya desak apa enggak rugi. Mereka bilang tidak. Tujuan mereka antri bukan untuk cari selisih, tapi hanya pingin ke luar saja, sambil menikmati suasana antrian di SPBU yang tidak setiap hari terjadi.

Mendengar jawaban itu, saya pun terdiam. Kalau memang itu alasan mereka, ya sudah. Ngapain saya ikutan mikir. Hehe ....

Lembah Tidar, 7 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline