Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Gerbang Kerkhof, Jejak Kolonialis di Magelang

Diperbarui: 25 Agustus 2022   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerbang Kerkhof di Kota Magelang, saksi kolonialis di Kota Magelang. (sumber: dokumen pribadi)

Untuk urusan peninggalan sejarah, rasanya Magelang layak diperhitungkan. Boleh dikata Magelang merupakan etalase peninggalan sejarah dari segala zaman. Hal ini dapat dilihat dari puluhan bangunan dan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Hindu yang bertebaran di setiap sudut wilayah Magelang.

Peninggalan lain yang tidak kalah keren, adalah   rumah sakit, kantor pos, barak-barak militer, kantor pemerintahan dan lain-lain, menjadi bukti bahwa Kota Magelang memiliki peran penting saat pemerintah Belanda berkuasa. Bukti paling   ih adalah Kantor Karesidenan Kedu yang membawahi 5 kota besar di wilayah Kedu.

Pada tulisan kali ini peninggalan masa kolonial yang akan saya angkat adalah gerbang Kerkhof. Gerbang ini terletak tepat di kaki Bukit Tidar, sebuah bukit kecil seperti yang ada dalam film Doraemon. Sedangkan jalan masuknya menyeberangi Kali Manggis sebuah saluran irigasi yang berasal dari Sungai Progo.

Layaknya bangunan-bangunan Belanda di seluruh pelosok Indonesia, bangunan yang mereka hasilkan selalu mendatangkan decak kekaguman. Keindahan dan kekuatan bangunan, seakan mencari trade mark-nya mereka. Gerbang Kerkhof yang ada di kota Magelang sendiri menurut prasasti yang ditinggalkan dibuat pada tahun 1906. Dus, jika dihitung hingga hari ini, sudah berusia 117 tahun. Yang luar biasa, bangunan itu massih anggun berdiri di tepi Kali Manggis dengan berlatar belakang Bukit Tidar.

Gerbang Kerkhof berupa bangunan dengan gaya Roman, lengkap dengan 4 pilar penyangga atap bergaya ionic. Tinggi bangunan yang mencapai 8,5 meter, membuat gerbang tersebut tampak gagah. Kerkhof sendiri pada awalnya merupakan kuburan bagi orang-orang Eropa sesuai dengan namanya, de europeesche beegraafplaats te magelang. Namun setelah kepergian para kolonialis, komplek makam ini dipergunakan juga sebagai makam Kristen dan Katholik.

Sejalan dengan perkembangan zaman, komplek perkuburan kherkof yang begitu luas akhirnya digusur. Beberapa kerangka yang ada dipindahkan ke makam umum di wilayah Barat. Sedangkan tanah bekas makam tersebut diperuntukan bagi pertokoan dan pemukiman. Beberapa makam yang masih tersisa ada di lereng Bukit Tidar dalam kondisi kurang terawat. Namun meskipun demikian gerbang kherkof tetap tegar berdiri, menjadi saksi perjalanan Kota Magelang.

Lembah Tidar, 21 Agustus 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline