Kalimat ini yang selalu muncul di hati saya saat menyaksikan Jojo berlaga. Hal ini terjadi juga pada malam ini.
Sebuah laga yang menampilkan Jojo menghadapi sang raksasa dari Denmark, Viktor Axelsen. Laga penting karena sang pemenang akan berhak untuk tampil di babak pamungkas Indonesia Open 2021.
Perasaan ini tentu saja bukan muncul tanpa sebab. Saya sudah entah berapa kali "dikecewakan" oleh Jojo. Dan mungkin pula hal ini menimpa penggemar bulu tangkis lain. Saat kita menaruh segunung asa pada Jojo, dapat dipastikan gunung itu akan runtuh sebelum waktunya. Hal ini terjadi juga pada laga malam ini.
Jojo memulai laga melawan Axelsen malam ini dengan baik. Permainan Jojo mampu membuat Axelsen pontang-panting.
Dan hal ini terlibat dalam kejar mengejar angka. Hingga akhirnya gim pertama harus berhenti dengan skor 21 -- 19 untuk Axelsen. Sebuah pencapaian yang tidak buruk-buruk amat.
Namun di gim kedua, keadaan berubah total. Jojo begitu mudah kehilangan poin. Maka tak heran jika jarak pun terbentang begitu lebar. Meski sempat terjadi kejar mengejar poin, akhirnya Jojo menyerah di angka 15.
Melihat poin yang diperoleh Jojo dalam laga itu, sebenarnya Jojo mampu berbuat banyak. Terbukti beberapa bolanya mampu menyulitkan Axelsen. Apalagi jika menengok rekor pertemuan mereka yang hanya 4 -- 2 untuk Axelsen. Maka seharusnya Jojo mampu memenangkan laga itu.
Satu catatan menarik dalam laga tersebut, sebenarnya yang mengalahkan Jojo justru dirinya sendiri. Entah berapa poin yang didapat Axelsen dikarenakan kesalahan Jojo sendiri.
Beberapa kali sentuhan akhir Jojo justru melenceng ke luar lapangan. Padahal saat itu posisi memukul bola Jojo dalam posisi yang nyaman. Tidak dalam tekanan. Namun justru bola yang diarahkan ke Axelsen jatuh di luar lapangan. Dus poin atau keuntungan bagi Axelsen.
Demikian pula dalam posisi menyerang Jojo, datang pula permasalahan menarik. Smash Jojo maupun drivenya justru tersangkut di net, karena keterburu-buruannya. Dan lagi-lagi, hal ini menjadi keuntungan Axelsen.