Kekalahan Praveen/ Melati di babak pertama Indonesia Masters 2021 mungkin menjadi akhir perjalanan mereka berdua. Kekalahan ini, tampaknya menjadi rangkaian kegagalan yang selama ini mereka jalani. Namun kekalahan ini adalah kekalahan yang paling tragis.
Ketragisan tragedy ini paling tidak dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, mereka harus tersandung oleh pasangan yang nota bene 2 lapis di bawah mereka. Seperti apa yang dikatakan oleh sang pelatih, Nova Widianto Dengan tanpa mengecilkan sang lawan, posisi unggulan ke-2 menjadi modal sempurna, seharusnya.
Kedua, kekalahan memalukan mereka terjadi di rumah sendiri. Rumah di mana seharusnya mereka mampu menunjukkan tajinya. Termasuk target mereka untuk menembus final BWF Tour 2021, yang lagi-lagi diadakan di rumah sendiri. Sehingga wajar jika keduanya yang pernah menjuarai event All England diharapkan dapat menuai prestasi
Ketiga, fighting spirit (daya juang) tidak tampak sama sekali pada keduanya. Sehingga mereka ditekuk ditekuk dengan mudah oleh pasangan antah berantah dalam 2 gim langsung, 11 -- 21 dan 20 -- 22. Bahkan sampai sang pelatih, Nova Widianto marah besar. Termasuk membawa-bawa nama bangsa karena tidak adanya fighting spirit dari keduanya.
Jika dirunut ke belakang, kekalahan kemarin sebenarnya merupakan akumulasi berbagai permasalhan antara keduanya. Kalaupun ada masalah pribadi, seharusnya berhenti di luar lapangan. Sebagai seorang professional, mereka harus mampu menepikan semuanya.
Namun yang terjadi tetap saja sama. Justru makin lama, makin runcing permasalahan itu. Komunikasi yang menjadi kata kunci bagi sebuah pasangan, tidak berjalan sama sekali. Maka solusi yang terbaik, ya sudah bubar saja. Silakan mereka mencari jalan masing-masing.
***
Lembah Tidar, 19 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H