Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Benarkah Kemenangan Indonesia karena Shi Yuqi Cedera?

Diperbarui: 18 Oktober 2021   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shi Yuqi andalan tunggal China yang gagal tampil di partai final Thomas Cup 2020 tadi malam. (sumber: sindonews.com)

Bagi sebagian orang mungkin tidak memandang penting pertanyaan ini. Cedera atau tidak Shi Yuqi, Indonesia pasti menang dalam laga meski dengan skor tipis. Maka tak dapat disangkal jika sejak persiapan ke final, Indonesia telah memasang strategi khusus.

Namun bagi saya hal ini sangat penting. Suka atau tidak suka, Shi Yuqi tetap sebuah ancaman. Apalagi rekor pertemuan Shi Yuqi dengan Anthony Ginting kurang bagus. 

Ginting sering kalah saat harus menghadapi rangking 10 BWF ini. Maka tak heran Shi Yuqi sejatinya menjadi andalan China untuk merengkuh Piala Thomas tahun ini.

Nah pertanyaannya seandainya saat final Shi Yuqi dalam keadaan fit, akankah Indonesia menang? Jawabannya tetap menang meski dengan skor tipis. Secara tim pemain yang dibawa Indonesia ada pada peringkat yang bagus di BWF. Maka tak heran jika Indonesia ditempatkan sebagai unggulan pertama.

Bagaimana tidak kuat, jika Indonesia mengusung 2 tunggal pada 10 besar BWF. Masih ditambah dengan 3 ganda peringkat 10 besar BWF. Sebuah amunisi yang tentunya bisa diandalkan untuk meredam perlawanan tim mana pun. Termasuk China di dalamnya.

Ketiadaan Shi Yuqi dalam tim China saat final, menjadi kerugian tersendiri. Bagaimanapun juga Shi Yuqi diharapkan jadi motor penggerak permaian tim. Pengalaman menjadi pemain andalan China diharapkan mampu memotivasi pemain tunggal yang lain.

Maka saat Lu Guan Zu harus tampil sebagai tunggal pertama, sesungguhnya China seakan sudah menyiapkan kuburannya sendiri. Rapor merah Lu Guan Zu terhadap Ginting ditambah beban mental yang harus diusungnya, membuat permainannya tidak berkembang.

Meskipun sempat menjalani rubber game, akhirnya dia harus takluk di tangan Ginting. Melengkapi rapor merah yang dimilikinya terhadap Ginting.

Demikian pula ganda pertama China, He Ji Ting/ Zhou Hao Dong penghuni peringkat 10 BWF mengalami nasib yang sama. Keperksaannya saat membantai Jepang sehari sebelumnya, tidak tampak sama sekali. 

Permaianan luar biasa dari Fajar/ Rian membuat mereka harus takluk dalam 2 gim langsung, 21 -- 12, 21 -- 19. Mereka mungkin tidak mengira jika the Minions sengaja disimpan oleh Indonesia, karena justru Fajar/ Rian yang ditampilkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline