Enggak tahu kenapa, tiba-tiba perasaan Tuti menjadi tidak enak. Peristiwa di dapur tadi membuat pikirannya melayang ke desa. Dia teringat simbok yang tinggal sendirian.
"Sudah, enggak usah terlalu dipikirkan," hibur Harto yang duduk di depannya.
"Tidak Mas. Aku yakin, pasti ada yang terjadi dengan Ibu di desa."
"Lha, kamu terlalu percaya dengan hal-hal yang gak logis. Padahal kamu sendiri sarjana."
"Bukan masalah sarjananya Mas. Tapi ini firasat. Kita kan orang Jawa. Masak Mas enggak ngerti," Dengan sengit Tuti balik menyerang suaminya. Tatapan matanya Nampak kalau dia tidak senang dengan ucapan Harto.
"Lalu apa hubungannya hayo, antara gelas yang tiba-tiba pecah dengan keluarga yang sakit?" Harto tak mau kalah.
"E, ngeyel. Mas ingat enggak ini ilmu titen. Ilmu kejawen tentang firasat. Bahwa apa yang terjadi secara aneh, atau tidak semestinya pasti berkaitan dengan sesuatu yang tidak wajar juga,":sahut Tuti Panjang lebar.
"Sekarang begini Dik. Tadi waktu kamu tuangkan air panas ke dalam gelas, ada enggak sendok di dalamnya?"
"Enggak ada."
"Nah itu jawabannya. Dalam pelajaran IPA anak SD saja sudah diajarkan. Sendok berfungsi untuk meredam panas yang ada."
"Ah, embuh. Mas percaya monggo, enggakpun terserah. Pokoknya aku yakin Simbok pasti ada apa-apa di desa sana."