Lihat ke Halaman Asli

agus siswanto

tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Efektifkah Mencegah Virus Korona dengan Berjemur?

Diperbarui: 4 April 2020   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

republika.co.id

Sejak wabah Korona hadir negeri kita ini, muncul kebiasaan baru di kalangan masyarakat. Berjemur menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan hampir semua kalangan dari mulai kelas bawah hingga kalangan atas. 

Sehingga tidak mengherankan jika pada rentang jam 7 -- 10 pagi, akan kita temukan begitu banyak orang merelakan kulit mereka dipanggang oleh panas matahari. Kandungan ultra violet dari matahari diyakini akan mampu mencegah hadirnya virus Korona di tubuh mereka.

Munculnya kebiasaan baru ini tentu saja tidak muncul begitu saja. Tidak dipungkiri peran sosial media sangat dominan di tengah menjamurnya kebiasaan berjemur ini. 

Informasi berbagai kajian maupun anjuran untuk berjemur di pagi hari muncul di berbagai ragam sosial media. Informasi dari yang hanya berupa tulisan hingga video yang tampil meyakinkan mereka bahwa langkah berjemur adalah langkah yang tepat. Selain sehat, berjemur juga murah meriah.

Namun dibalik kebiasaan tersebut, tidak jarang masyarakat dilanda kebingungan. Permasalahan yang muncul adalah waktu yang tepat untuk berjemur. Atau dengan kata lain saat dimana matahari memberikan sinar yang memang dibutuhkan oleh tubuh kita dalam mencegah virus Korona. 

Kebingungan masyarakat disebabkan muncul berbagai kajian tentang waktu yang tepat untuk berjemur. Celakanya, di antara para ahli yang berbicara dalam berbagai unggahan tersebut saling bertentangan. 

Satu sisi mengatakan bahwa jam tertentu adalah yang paling tepat, sedangkan selain jam itu justru berbahaya, karena dapat menimbulkan kanker bagi mereka. Di sisi lain, mengatakan waktu yang sebaliknya.

Fenomena yang mengaitkan antara sinar matahari dengan virus Korona ternyata tidak hanya muncul di kalangan awam. Dalam beberapa berita yang muncul beberapa tokoh penting pun mengaitkan kedua hal ini. 

Mereka mengatakan bahwa sinar matahari mampu menghancurkan virus Korona. Salah satu diantaranya adalah ucapan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan, virus Korona tak kuat bertahan di cuaca Indonesia yang cenderung panas.( kompas.com, 2 April 2020). 

Meskipun banyak dikritik karena berbicara bukan bidangnya, nampak bahwa pak Menteri mempunyai pendapat yang sama. Ungkapan lain tentang pengaitan ini muncul pula dari Donald Trump, sang presiden Amerika Serikat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline