Lihat ke Halaman Asli

Agus Setiadi Sihombing

Stay humble and being life-long learner!

Aku

Diperbarui: 16 Agustus 2022   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya: Desy Tripuspa Habeahan

Sampai malam kini kusampaikan
Ratapku di balik kandangku
Sampai malam kini kusyairkan
tentang aku; setapak sendu
Biar saudara-saudara kini tahu!
Kini dendangku tak lagi syahdu

Suara kalbu seakan menelan gemuruh
Sedih hatiku!
Di balik jeruji tak bertuan ini
Ratapku kini mengadu
Dosaku mengikat!
Bangkai gelora kini merana
Jantungku bak berongga
Kaki dipasung perintah sang ibu
Masih adakah jalanku menuju surga?

Dalam penjara bunga ini
Ratapku kembali mengadu
Tak ada yang menari di atas dendangku
Namun mengapa aku harus menari
saat sang ibu kembali bersendu?

Aku setapak sendu
Beribu cahaya kini memandangku
Tanganku 'kan terus menari
Walau kakiku tak mampu berlari

Aku si tumbuhan layu
Kelak matahari 'kan berpihak padaku
Kelak kakiku mampu berlari
Walau bahagia itu hanya di dalam mimpi

Medan, 15 Agustus 2022 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline