Sedikit saja...
Izinkan aku bercerita, mungkin sedikit membosankan tapi aku percaya kamu juga mengalaminya.
Saat di mana kamu sedang sendiri, tidak ada orang. Kemungkinan besar kamu akan mematikan lampu dan mengunci pintu. Seraya mengintip sedikit di jendela dan berkata "apakah ada orang?"
Ternyata jawabannya "iya". Dia sedang membaca tulisan ini. (Hehehe)
Tadi malam rasanya badanku seperti ditumbuk dengan batu, sakitnya minta ampun. Lelah memutar sepeda keliling kota makassar setelah mengikuti acara tausiah. Kebetulan saat itu saya di panggil untuk membacakan ayat suci Alqur'an (Alhamdulillah).
Pada akhirnya tumbang di halte pinggir jalan kota. Nyamaannn, nyamaann, nyamaaannn, tapi sebenarnya ini bukan zona nyaman. Tidur tak beralaskan kasur, tiang halte pun jadi bantal empuk bagi kepala yang tak berdosa ini. (Hehehe)
Beberapa teman mahasiswa baru, mahasiswa setengah baru, dan mahasiswa tua sekalipun setelah saya ajak diskusi tentang zona nyaman, selalu dijuruskan pada hal yang identik dengan hura-hura dan pesta kids zaman now. Tapi....
Kalau mau jujur saat ini saya sedang berada pada zona nyaman. Nyaman ketika memutar sepeda demi mendapatkan ilmu, nyaman tidak mandi walaupun keringatnya (berbau), lebih parah lagi merasakan kenyamanan saat sedang berbaring di halte pinggir jalan ini.
Zona nyaman bukan berarti berada dirumah, maupun kos-kosan saja. Bahkan saat ini saya sedang menulis, dimana posisi saya sedang berada pada zona nyaman. Stigma bahwa "keluar dari zona nyaman itu sedikit membuat otak saya miring" (Hehehe)
Sudah! Lupakan saja, anggaplah saya sedang menantang anda untuk berpikir (ciieeee).
Tibalah cerita saya, sesuatu yang unik kedengarannya tapi menyakitkan hasilnya.