Lihat ke Halaman Asli

Negeri Pararel

Diperbarui: 17 Februari 2024   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

/1/
Jangkrik Bos... Istilah dalam negara formal penuh sengketa. Padahal jangkrik itu simbol sunyi, pekat bintang saling cari perhatian. Di negeriku malam menjadi tinta, kunang-kunang menjadi lentera dan bulan menjadi alas berdansa. Di negeriku CO² bertebaran, sebab gudang Surya ku hirup dalam sepekan.

/2/
Negeriku penuh ketentraman. Tak ada lagi tikus naik Ferrari, yang ada hanya kencana berlapis kaca, ditarik seekor kuda putih bersayap kapas. Tiada lagi bangunan-bangunan penyebab pemanasan global, yang ada hanya istana caramel dan lautan coklat.

/3/
Tuan-tuan dan puan-puan, kemari lah. Daftar segera dalam negeriku. Jaminan rumah bahagia, pakaian sentosa dan makanan melimpah tersaji di atas permadani.

/4/
Di negeriku saling mengasihi. Agama cinta dijunjung tinggi, idelogi rindu dididik sejak dini. Sangat cocok bagi kekasihku, tapi siapa kekasihku....?

Nona-nona kemari lah, gelar ibu negara menantimu.
Oh Cinta... sekejam itukah hukuman rindu dalam ilusi kata...?

Agus Syairwan

Senin, 12 Juni 2023

22:58

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline