Lihat ke Halaman Asli

Agus Saeful Anwar

Penikmat Literasi

Inilah Hasil Rembuk Stunting Mahasiswa KKN STKIPMKu Bersama Masyarakat Hantara

Diperbarui: 13 Juli 2023   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Rembuk Stunting Desa Hantara, Kecamatan Hantara Kabupaten Kuningan mengusung tema "Melalui Konvergensi Pencegahan Stunting Kita Wujudkan Sumber Daya Manusia Yang Unggul Menuju Indonesia Maju," Kamis (13/7/2021) di desa setempat.

Dalam pelaksanaan KKN di desa Hantara, Mahasiswa KKN STKIP Muhammadiyah Kuningan menggandeng masyarakat untuk berdiskusi bersama mengenai stunting di desa Hantara.

Mahasiswa KKN yang berada di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Agus Saeful Anwar, berjumlah 14 mahasiswa, diantaranya, Latif Pratama (PTIK), Guntur Nur Cahya (PTIK), Lusi Hardiyani (PTIK), Ayang Satria Aditya Dermawan (PBSD), Hera Juliana (PBSD), Ronggur Ayatullah Adipradana (PJKR), Muhammad Ilham (PJKR),  Listiana Anggraeni (PGSD), Cici Sri Melati (PGSD), Ilma Siti Febrianti (PGSD), Tedi Hermansyah (PGSD), Ratna (PGSD), Susi Susilawati (PMTK), dan Dede Triani (PG-PAUD).

Upaya penurunan stunting bukan semata-mata menjadi program utama kegiatan KKN, tapi lebih merupakan bentuk tanggungjawab untuk menyiapkan generasi masa depan yg berkualitas secara fisik, mental dan spiritual. Oleh karena itu program KKN mengenai stunting sebagai upaya membantu pemerintah untuk menurunkan kasus stunting melalui kegiatan Rembug Stunting yang diadakan oleh perangkat desa dan berkolaborasi dengan stake holder lainnya.

Input sumber gambar

Kepala desa Hantara, Bapak Asep Cahyana menyampaikan bahwa dengan adanya FGD, mahasiswa, kelompok masyarakat desa hantara maupun para stakeholder terkait mampu berkolaborasi dalam upaya penurunan angka stunting.

Kemudian melalui FGD ini, ditemukan beberapa informasi mengenai faktor, penyebab, serta berbagai upaya yang akan dilakukan dalam penurunan angka stunting di desa Hantara. Bapak Ulis Epapon Sukadiana (sekdes) menyampaikan bahwasanya pemernitah desa juga memiliki agenda-agenda terdekat yang akan dilakukan dalam rangka penurunan angka stunting, untuk itu mahasiswa KKN diharapkan terus dapat menjadi pemicu kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya.

Dalam kegiatan FGD ini ada 5 point yang menjadi pembahasan dalam penanganan stunting ini, diantaranya permasalahan pada Remaja putri yang tidak disiplin ketika diberi TTD (Tablet Tambah Darah); kedua sulit memantau Catin (Calon Pengantin) untuk meminum TTD, sulitnya penyuluhan terhadap pendampingan reproduksi/edukasi gizi 3 bulan pra nikah serta bimbingan perkawinan mengenai stunting terhadap Catin; ketiga pada ibu hamil dan nifas yang belum sepenuhnya melakukan pemeriksaan baik kesehatan ataupun data yang dilakukan di Puskesdes dan belum adanya anggaran PMT untuk bumil yang bisa mencegah adanya bumil yang Kurang Energi Kronis (KEK).

Input sumber gambar

keempat pada anak usia 0-59 bulan dalam kegiatan posyandu kurangnya sarana prasarana yang dianggarkan oleh desa sehingga kegiatan tersebut sedikit terkendala; kelima adanya keluarga beresiko stunting jika Desa belum bisa mengoptimalkan sarana air bersih, pembangunan sarana pembuangan dan pengelolaan sampah, saluran pembuangan air limbah keluarga (masih adanya rumah warga yang belum memiliki septic tank), dan juga kurangnya pemanfaatan lahan pekarangan untuk dijadikan pekarangan yang sehat melalui pengadaan polybag, media tanam, pupuk, dan bibit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline