Lihat ke Halaman Asli

Akibat Kekeringan, 75 Ha Padi di Subak Apit Jaring Puso

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_130956" align="alignleft" width="300" caption="Akibat kekeringan, 75 ha padi di Subak Apit jaring mengalami puso (gagal panen). Petani memangkas tanaman padi untuk dijadikan pakan ternak sapi."][/caption]

Tabanan – Akibat kemarau panjang, sejumlah sawah di Kabupaten Tabanan belakangan mengalami kekeringan. Seperti yang terjadi di SubakApit jaring di Desa Kuwum dan Batan Nyuh, Marga.Dari total sekitar 157 ha luas sawah di subak ini, sekitar 75 ha yang ditanami padi mengalami kekeringan dan terancam puso atau gagal panen.

Pekaseh Subak Apit Jaring, Gede Ketut Sukanta, mengatakan kekeringan tersebut sudah terjadi sekitar tiga bulan lalu sejak awal musim tanam. Selang beberapa hari setelah padi ditanam, debit air mengecil serta jarang turun hujan sehingga air yang ada tidak bisa mengairi seluruh areal persawahan. Akibat kekeringan tersebut, perkembangan tanaman padi tak normal. Hingga padi siap dipanen, tumbuhnya tetap kerdil. Tingginya sekitar 30 sentimeter. "Meski ada bulir padinya, namun tak berisi alias kosong," keluhnya.

Sukanta memastikan, tanaman padi yang mengalami kekeringan di lahan sawah seluas sekitar 75 ha mengalami gagal panen alias puso. Beberapa petani di subaknya bahkan sudah ada yang memotong tanaman padi tersebut untuk pakan sapi. “Musim tanam lalu kami juga mengalami kerugian akibat kekeringan. Namun hasilnya tidak separah musim tanam sekarang,” jelasnya.

Terkait kegagalan panen yang terjadi di subaknya, Sukanta berencana akan mengajukan bantuan bibit dan pupuk ke Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura agar kerugian yang dialami petani di subaknya bisa diringankan. “Kami berencana akan mengajukan bantuan ke Dinas Pertanian,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabanan Ir. I Gde Made Sukawijaya, MMdihubungi secara terpisah mengakui, akibat kemarau berkepanjangan, sawah di beberapa subak di Kabupaten Tabanan memang mengalami kekeringan. Terkait permintaan bantuan bibit dan pupuk dari Pekaseh Subak Apit Jaring akibat kekeringan, menurutnya akan diproses sesuai prosedur yang ada. Meski demikian, pihaknya mengaku belum menerima surat permohonan bantuan tersebut.

Menurut Sukawijaya, melalui petugas di tingkat kecamatan pihaknya sudah berupaya membantu petani setempat dengan memberikan anjuran agar menerapkan pola tanam dengan menanam palawija di musim kemarau. “Sawah di Subak Apit Jaring merupakan sawah tadah hujan. Saat airnya mencukupi, ideal ditanami padi. Namun ketika air berkurang karena kemarau dianjurkan menanam palawija,” jelasnya. (gus)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline