Lihat ke Halaman Asli

Sangkal Putung Solo "Bengkel Tulang"

Diperbarui: 15 Oktober 2016   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi sumber news.kerafast.com

Namanya cukup sederhana dan mudah dikenal, yakni Pak H.Suharto Somo Wiyono, akrab dipanggil Pak Harto. Ia berkepribadian menarik dan lemah lembut, sopan dan santun diajak berkomunikasi dengan siapapun. Maka tak perlu heran setiap ada tamu ke rumahnya di Desa Sroyo Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar, ia selalu menerima dengan ramah. 

Pak harto yang berusia 50 tahun memang didaerahnya termasuk orang terkenal. Apanya yang disebut terkenal? Tentu saja namanya. Sebab ia adalah praktisi pengobatan tulang alternatif yang berdiri sejak tahun 1940, biasa disebut sangkal putung. Sejak 2005, setelah wafatnya H. Somo Wiyono, ia adalah generasi penerus sangkal putung di lokasi tersebut.  

Dengan demikian berarti Pak Harto merupakan generasi penerus sangkal putung yang bisa juga disebut “Bengkel Tulang Manusia”. Lho... kenapa begitu?, karena setiap hari ia selalu diminta pertolongan untuk mengobati (memulihkan) kembali orang yang sakit patah tulang akibat jatuh dari kendaraan atau pohon. Selain itu Insya Allah yang bisa diobati seperti rematik dan urat-urat tak normal. 

Menurut pengamatan, tamu yang datang harus mengisi daftar nama dan alamat pada  buku tamu yang telah disediakan diatas meja. Tamunya masing masing datang dari Palur, Solo, Wonogiri, Klaten, Sragen, Semarang, Purwokerto, Pekalongan, Madiun, Tulung Agung dan berbagai kota dari seluruh Jawa.

Warisan dari Kakek

Pak harto yang berputra dua orang ketika ditanya mengatakan, ia tertarik menjadi praktisi pengobatan alternatif sangkal putung karena mandapat warisan ilmu yang diperoleh dari kakeknya, Eyang Mohammad Idris. Menurut riwayat hidupnya, sejak kecil Pak Harto termasuk anak yang alim dan rajin sembahyang. Selanjutnya setiap hari Pak Harto tak lupa dengan tugasnya membantu kerja kedua orang tua. 

Misalkan saja pergi ke ladang mencangkul, mengairi sawah, memanen padi dan masih banyak pekerjaan yang perlu diperbantukan. Pak Harto disayangi oleh kedua orang tua dan kakeknya, lantaran dinilai rajin membantu bekerja. Bahkan Eyang Mohammad Idris, kakeknya tersebut memberi saran agar ia belajar yang baik dan tekun demi kehidupan di masa depan. Akhirnya saran tersebut diterimanya dengan baik sekaligus dilaksanakan secara spontanitas. 

Namun, sebelumnya ia minta saran lagi, apa yang perlu dilaksanakan selain belajar kepada eyang Mohammad Idris. Lalu dijawabnya, "kamu harus 'Nglakoni' seperti halnya kakek dulu" kata kakek yang ditirukan oleh Pak Harto. Usai lulus ujian 'Nglakoni' yang disyaratkakan kakeknya, Pak Harto sampai sekarang menjadi praktisi pengobatan alternatif patah tulang yang terkenal dengan nama sangkal putung.

Salam,

Kontributor Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline