Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Synchrounous di Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 3 Januari 2021   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay.com

Pembelajaran Synchronous di Masa Pandemi Covid-19

Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.*

(*Praktisi dan Pemerhati Pendidikan)

Pandemi covid-19 belum juga beranjak dari tanah Indonesia, saat ini jumlah yang terpapar virus mematikan tersebut makin bertambah banyak, seiring dengan pergerakan manusia yang memulai aktifitas sehari-harinya selepas pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan oleh pemerintah.

Perilaku masyarakat yang kurang taat terhadap protokol kesehatan disinyalir penyebab utama meningkatnya jumlah orang yang terpapar virus corona.

Saat ini pembatasan sosial di seluruh wilayah Indonesia masih terus diberlakukan walaupun dalam skala kecil, hal ini memaksa masyarakat untuk lebih banyak beraktifitas di dalam rumah masing-masing. Gerakan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan gencar dikampanyekan oleh pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus yang makin meluas.

Situasi ini menyebabkan instansi atau lembaga baik pemerintah maupun swasta mengurangi kembali aktifitas yang bersifat tatap muka secara langsung, sehingga pekerjaaan yang biasa dikerjakan di kantor harus dikerjakan di rumah. Kebiasaan ini akan terus dilakukan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan karena pandemi covid-19 yang masih berlangsung.

Di era digital seperti saat ini tidak sulit menjalin komunikasi dengan kolega kerja dalam mengerjakan tugas-tugas yang seharusnya diselesaikan. Sudah banyak aplikasi atau platform yang menyediakan jasa layanan agar mempermudah komunikasi secara Synchronous/tatap muka namun dari jarak yang berjauhan. Berbagai flatform ini juga bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran tatap muka dari jarak jauh.

Pemanfaatan media-media seperti ini sebelum pandemi covid-19 terjadi tidak begitu familier, bahkan menjadi barang langka dan cenderung mahal, namun saat ini masyarakat seolah dipaksa untuk mampu menggunakannya.

Berbagai perusahan besar di bidang ini bahkan memberikan kemudahan kepada para pelanggan untuk bisa memanfaatkan produk yang mereka buat, sehingga aroma persaingan pun terasa kental, mereka berlomba-lomba menarik konsumen lewat berbagai promosi yang disampaikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline