Lihat ke Halaman Asli

Agus Nadi

Pembelajar HR & SocioPreneur

Tzu Chi APPsinarmas Peduli Disabilitas Terdampak Covid 19

Diperbarui: 17 Mei 2020   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seberapa besar perhatian kita pada kaum difabel di masa pandemi Covid-19 ini? Jangankan difabel, mereka yang memiliki anggota tubuh lengkap pun, tersungkur dari usaha yang mereka jalankan. 

Pandemi memporakporandakan kebiasaan. Orang takut ke pasar, bahkan jajan kopi yang selama ini jadi penentu gengsi. Ngopinya tak seberapa, yang penting konten sosial media selalu ada. Mereka tak lagi ngopi yang jadi penanda gengsi bisa jadi karena takut tertular korona atau memang uang tak ada lagi. Dua hal ini sama besar kemungkinan yang jadi alasan. Lalu perlahan pengusaha-pengusaha yang baru saja menggelar lapaknya, menutup tirai lalu bilang sayonara. Entah kapan lagi  mereka bisa memulai usaha, saat ini tabungan dan  modal sudah ditukar dengan beras dan lauk pauknya. Hidup harus terus makan, bukan? Usaha kita mulai lagi setelah banyak doa dilakukan.


Salah satu yang terhempas dan merasakan dampaknya adalah Kitorato, Sekelompok anak muda difabel yang mencoba mandiri dengan berjualan es kopi dan minuman segar lainnya. Mereka baru saja memulai usaha pertengahan tahun lalu. Jualan Perdana mereka di kompleks Granada, Bumi Serpong Damai. Di ujung jalan yang ramai dengan kulinernya. Mobil VW diubah jadi gerai kopinya. Banyak tangan dermawan yang terlibat dalam proyek ini. Mereka banyak difasilitasi untuk berani bergerak mandiri, karena toh nantinya mereka adalah kepala keluarga dan tulung punggung untuk saudara-saudaranya.

“Mereka punya ketrampilan, dan kita support untuk berani action di lapangan; menjadi barista, menggaet pelanggan juga bertanggung jawab dengan pembukuan dan barang belanjaan. Kita harus membangun kesetaraan dengan mereka,” ujar Idan, salah seorang donatur yang juga menggawangi berdirinya Kitorato.


Kitorato, kita setara, Itu tagline mereka. Idan ingin masyarakat memberikan kesempatan teman-teman difabel untuk menjadi wirausaha. Hari-hari awal jualan mereka lumayan laris, gaung sosial media cukup membantu promosi. Setelah itu mereka harus survive dengan rasa kopi yang enak dan harga yang bersaing. Penjual kopi di mana-mana, tetapi orang akan mencari value yang membuat mereka menjadi pembeli yang yang bermartabat dengan donasi atau mendukung kegiatan yang memang mereka rasa punya nilai, membantu teman-teman difabel, salah satunya.

smartselect-20200517-060126-gallery-5ec0767d097f3635c65fd963.jpg


Maret lalu, Kitorato harus memutar balik VW kembali ke garasi. Pembeli tak ada lagi. kalaupun mereka terus berjualan, mencoba bertahan melalui penjualan secara online dengan hasil yang tidak stabil karena beberapa kedai nongkrongpun harus tutup sementara hingga pandemi  berakhir nanti.


Kitorato tak sendiri, difabel dengan beragam profesi mengalami hal yang sama. Tak ada yang berani lagi memanggil mereka untuk memijat. Mungkin kita ingin sepasang kakek nenek yang kelaparan di Serang, juga di Tegal dan banyak tempat lain di Indonesia. Bantuan kadang terlambat datang, sedangkan mereka sudah menahan perut denga puasa saban harinya sebelum ramadhan datang.

smartselect-20200517-055644-gallery-5ec077d9d541df6bc90793a2.jpg

Peduli pada kaum difabel yang terdampak korona, itu yang dilakukan beberapa d Relawan Tzu Chi APP sinarmas dengan mendatangi rumah,  mess atau tempat penampungan untuk mereka.  Tiga tempat yang mereka tuju yaitu Rumah Disabilitas Tuna Daksa Kitorato, Komunitas Disabilitas Tuna Daksa dan Rungu YDM Cipondoh dan Disabilitas Tuna Netra Yayasan Makfufin Ciater.


Masuk ke komunitas ini tetap diberlakukan prosedur ketat bagi orang lain, termasuk mereka yang ingin memberikan bantuan. “Prosedur PSBB harus kita taati, demi  kebaikan Bersama, sebelumnya relawan bergerilya untuk mendapatkan informasi supaya bisa menyalurkan bantuan tepat sasaran.

smartselect-20200517-055918-gallery-5ec07bca097f3617ec24a0b3.jpg

Bantuan berupa sembako;beras, minyak goreng Filma, kecap dan gula pasir sudah mereka kemas beberapa hari sebelumnya, bantuan juga dikumpulkan dari para donatur Sahabat Inspirasi Indonesia dan juga keuntungan penjualan kopi Kitorato sebelum tutup sementara.

smartselect-20200517-055816-gallery-5ec07cd3097f3646e7138fa2.jpg

smartselect-20200517-055728-gallery-5ec07b85d541df691e5aa344.jpg

Relawan Tzu Chi APP sinarmas berharap, selama tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi lagi, bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan kebutuhan pokok mereka sehari-hari.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline