Indonesia makin menjadi Tidak berpengharapan bagi mayoritasWarganya.
I. Hancurnya Kehidupan yang tidak disoroti media.
A.Rusaknya kelakuan akibat Bebasnya pergaulan.
Kejadiannya bukan akibat kemiskinnan yang terutama tetapiakibat salah bergaul.pelajaran anak anak sekolah Menengah Pertama yang bermainmain sex dengan direkam oleh Camera kawannya adalah merupakan contoh kecilsituasi yang sedang mewabah terjadi saat ini.
Pertanyaan yang sangat sederhana , bagaimana ketika wabahini meluas secara tidak terduga dan apakah jalan kembali tetap luas dan mudahterjadinya.
Fakta dimana wanita muda melayani berbagai kalangan adalah sebuahkenyataan yang dijalani banyak anak anak muda itu. Terungkapnya berbagai kasus ditangkapnya beberapa pelakukorupsi ternyata telah mengungkapkan kehidupan nyata ini dimana para wanitamuda ternyata menjadi salah satu unsur yang ada didalamnya.
Sekali di booking ongkos taksinya saja Rp.700.000 untukbolak balik sehingga paling tidak sekali melayani seperti yang diungkapkanseorang mahasiswi yaitu Rp.10juta. tarif ini bukan paling tinggi juga bukanpaling rendah.
Kehidupan seperti ini hanya berlaku beberapa tahun sajasetelah itu kalau tidak berubah menjadi mami atau yang sejenisnya hilang sudahkesempatannya. Sekali lagi ini tidak akibat kemiskinan diawalnya tetapi akibatkesalahan pergaulan.
Kejadian ini seperti sebuah cerita lepas dan tidak adahubungannya dengan dunia lainnya. Padahal dibalik semua cerita ini penuhkegetiran. Cerita TKW Indonesia yang pulang bawa bayi juga merupakan ceritagetir dan sangat menyayat hati. Sebelum pak Suratto dan sekjen Turino melakukanlangkah cerdas dan berbasis kepekaan hati maka bayi bayi tersebut banyak yangmenjadi produk jualan organ tubuh.
Kejadian kejadian ini dimana munculnya anak anak yang tidakdiharapkan orang tuanya atau perempuan dan laki laki yang terjerumus moralnyasehingga mengalamai kerusakan tidak ada yang mampu membaca perkembanganpetanya.
Beberapa supir taksi mengatakan kepada saya bahwa di Jakartakota atau mangabesar bukan tidak mungkin jumlah perempuan yang mengadu nasibnyadisana lebih dari 3000 perempuan belum lagi lakilakinya yang lebih sulit lagimendeteksinya.