Lihat ke Halaman Asli

Mencari Angin Menuai Badai

Diperbarui: 6 September 2015   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ketua DPR-RI bersalaman dengan Donald Trump (tempo.co)"][/caption] 

Insiden ini bermula dari munculnya Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalam acara gelar konfrensi pers politik Donald Trump, disela-sela kunjungan kerja untuk menghadiri konfrensi Internasional parlemen dunia di markas PBB. kehadiran yang disebut banyak pihak sebagai sebuah pelanggaran etika ini memang tidak bisa dipungkiri. Donald Trump yang merupakan salah satu kandidat yang akan maju sebagai Calon Presiden saat itu sedang melakukan gelaran jumpa pers untuk meneguhkan niatnya untuk maju sebagai kandidat Presiden Amerika mendatang.

Melanggar Etika

Meski Fadli Zon telah menampik dugaan bahwa kehadirannya dalam konfrensi pers Donald Trump sebagai sebuah dukungan, namun public tentunya tidak mudah begitu saja mempercayainya. Bahkan Donald Trump ketika dalam jumpa persnya tersebut sempat memperkenalkan Satya kepada awak media dan berjabat tangan dengan menyebut Satya Ketua DPR Indonesia.  Melihat hal demikian, publik tanah air kemudian geger dan menuding bahwa Satya Novanto dan Fadli Zon melakukan pelanggaran kode etik. Dalam pasal 292 peraturan DPR tentang tata tertib dan kode etik menyebutkan bahwa setiap anggota selama menjalankan tugasnya untuk menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas DPR.

Pengamat politik Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono menuturkan kepada Republika, hendaknya ada penghormatan prinsip menghormati proses politik masing-masing negara. Menjadi masalah kalau itu dilakukan dalam kerangka pertarungan politik satu calon ke calon lain. "Ini bisa melanggar prinsip penghormatan terhadap dalam negeri masing-masing.

Survey yang dilakukan oleh LSI (Lingkar Survei Indonesia) pada tahun 2013 menyebutkan bahwa 51,5 Persen yang menyatakan publik tidak percaya dengan moralitas elit politik (republika), nampaknya bukan isapan jempol. Kehadiran Setya Novanto dan Fadli Zon sesuai dengan kapasitasnya sebagai ketua dan wakil ketua DPR RI, adalah tindakan melawan etika pejabat publik. kendati telah dibantah oleh Fadli Zon dalam beberapa kesempatan, namun hal itu tidak bisa mengaburkan fakta bahwa gesture politik mereka menunjukkan bahwa mereka memberikan dukungan terhadap pencalonan salah satu kandidat Presiden Amerika tersebut.

Posisi Politik

Sikap yang diambil oleh Setya Novanto dan Fadli Zon ketika berada dalam acara konfrensi pers pengukuhan Donald Tramp sebagai salah satu kandidat calon presiden sangat disayangkan. Posisi Ketua dan wakil ketua DPR sejatinya adalah representasi rakyat Indonesia. Dengan demikian, bisa saja kubu Doland Trump mengklaim bahwa pencalonannya sebagai kandidat presiden dapat diterima dunia internasional termasuk Indonesia, tentunya hal ini akan menguntungkan bagi Donald Trump dan merugikan pihak lawannya.

Kendati tidak memiliki hubungan secara langsung terhadap kalah menang dalam suksesi Donald Trump, posisi Indonesia dalam perpolitikan global sangat strategis. Selain sebagai salah satu pengagas konfrensi Asia-Afrika, Indonesia juga pengagas ASEAN. Hal ini akan sangat menguntungkan bagi Donald Trump sebagai modal kampanye nya. Ditambah lagi saat ini Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan perlawanan terhadap terorisme, yang mana hal itu sejalan dengan agenda dunia Internasional termasuk Amerika.

Dilain pihak, sikap prabowo yang keras terhadap hegemoni dunia barat termasuk Amerika serikat ternyata ditelikung oleh Fadli Zon dan Setya Novanto yang notabene secara politik mereka berada pada garis koalisi KMP. Jika benar Prabowo menentang hegemoni Barat sudah pasti kehadiran mereka berdua akan di evaluasi oleh koalisi merah putih sendiri.

Apapun argumentasi yang akan disampaikan oleh Setya Novanto dan Fadli Zon ketika pada saat nya nanti telah kembali ke tanah air akan bernilai rugi, baik terhadap lawan politiknya, maupun dalam internal KMP sendiri, kita nantikan drama selanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline