[caption id="attachment_404037" align="aligncenter" width="600" caption="sumber: sp.beritasatu.com"][/caption]
Jakarta. - Pola perekturan ISIS yang semakin massif ke berbagai penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia telah menjadi perhatian serius berbagai kalangan. Baru-baru ini 16 WNI ditengarahi tengah bergabung dengan ISIS via tour & travel lewat Turki.
Keberadaan gerakan semacam ISIS ini sejatinya telah lama di Indonesia, bahkan sejak orde baru pun telah ada di tanah air. Seperti yang sampaikan Wakil Ketua Umum PBNU As’ad Said Ali, pada saat pembicaraan via telepon dengan Kompas TV, bahwa perbedaannya terletak pada pola pendekatannya. Pada saat orde baru Pemerintah dengan tegas menghambat pergerakan ini, meskipun dengan cara-cara yang kasar (hard power). Setelah Reformasi bergulir, gerakan-gerakan radikal ini memperoleh kebabasannya, dan tumbuh dengan pesat.
Menurut wakil ketua PBNU ini, untuk menanggulangi dan mencegah pengaruh ISIS semakin meluas, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Pertama, adalah pembenahan hukum, pemahaman ideologi, dan ekonomi. Namun yang terpenting untuk segera dilaksanakan adalah pembenahan dari sisi hukum, tegasnya.
Menurut As,at, dengan melakukan pembenahan dan pendekatan dari sisi hukum sejatinya, akan berdampak secara efektif mempengaruhi dan menghambat perkembangan kaum radikal. Jika hukum benar-benar ditegakkan dengan baik, maka masyarakat akan dengan sendirinya terpola dan terbangun budaya anti radikal seperti halnya ISIS. Jika hukum benar-benar ditegakkan dan sasarannya tepat untuk menanggulangi terorisme dan mencegah berkembangnya faham-faham radikal, maka masyarakat akan berfikir berulang kali untuk bergabung dengan ISIS mengingat konsekwensi hukum itu sendiri.
Pola perekrutan anggota ISIS ini terjadi secara massif, dengan melalui media sosial, mereka melakukan propaganda dan iming-iming, bahkan kerap ditampilkan dalam jejaring sosial seperti youtube mereka menebar ancaman, dan mengambil gambar eksekusi beberapa tawanan mereka (AP).
Baca Juga:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H