Liga Indonesia setelah terbebas dari Sanksi FIFA, ternyata masih jauh dari harapan selain terlihat banyak aturan yang terlihat coba-coba, juga perjalanan Liga Indonesia dengan operator Liga Indonesia Baru jauh dan kepengurusan PSSI baru masih belum bisa bangkit dari masa lalu yang kurang baik, terlihat carut marutnya kompetisi terutama di kasta tertinggi Liga 1 GO-JEK Traveloka penuh drama yang sangat membingungkan terutama di akhir kompetisi yang menyimpan seribu tanda tanya, sehingga kepercayaan publik berkurang, ini sangat menentukan nasib Liga Indonesia di musim depan, karena memiliki star awal yang kurang bagus,oleh karena itu perlu ada evaluasi besar-besaran untuk menatap Liga musim depan.
Memperbaiki Kinerja Pengurus PSSI
PSSI merupakan organisasi yang harus paling bertanggung jawab atas carut marutnya Liga Indonesia yang sangat tidak memuaskan, oleh karena itu perlu ada evaluasi kepengurusan dalam tubuh PSSI demi untuk menatap Liga musim depan karena jika hal tersebut tidak dilakukan, maka akan menjadi mimpi buruk bagi klub peserta Liga Indonesia juga pecinta sepak bola di negeri ini kembali ke dunia sepak bola penuh dagelan, sehingga sangat mengurangi sportivitas sepak bola di negeri ini, yang merupakan hiburan paling banyak peminatnya di banding cabang olahraga lainnya.
Memperbaiki Operator Liga
PT LIB yang merupakan operator Liga Indonesia di musim ini, salah satu yang harus bertanggung jawab atas kurang memuaskannya kompetisi terutama di kasta tertinggi Liga 1 GO-JEK Traveloka, oleh karena itu harus ada komitmen untuk bisa memperbaiki kinerja yang kurang memuaskan baik klub maupun pecinta sepak bola, terutam mereka para suporter yang fanatik mendukung klubnya yang merupakan kelompok terpenting dalam menghangatkan kompetisi, karena merekalah yang selalu memberikan warna baru juga energi ke menghidupkan kompetisi Liga di negeri ini.
Memperbaiki Aturan
Seperti kita ketahui banyak aturan-aturan yang sangat tidak memuaskan, meskipun boleh dikatakan sudah di kategorikan sepak bola profesional, tetapi sangat disayangkan hal itu masih jauh dari harapan, oleh karena aturan harus benar-benar sesuai dengan aturan, jangan membuat aturan seperti sebuah experimen sehingga membuahkan hasil layaknya kompetisi yang belum siap melakukan kompetisi secara profesional, oleh karena itu aturan bagian terpenting berjalannya kompetisi yang benar-benar profesional bukan hanya sebutan.
Banyak Sanksi yang Kurang Memusakan
Banyak sanksi yang kurang memuaskan, terutama dari jumlah denda yang harus dikeluarkan dengan harus mengeluarkan uang puluhan juta rupiah sampai ratusan juta rupiah, tetapi tidak membuat efek jera bagi yang terkena sanksi/denda, ini menggambarkan bahwa jumlah uang yang harus dibayarkan oleh klub tidak berpengaruh untuk memperbaiki kinerja kompetisi supaya lebih baik lagi, tetapi menyengsarakan, karena sering mengeluarkan uang untuk membayar denda, oleh karena itu harus ada perubahan, dalam menghukum setiap klub/pemain yang melanggar aturan, tidak hanya terfokus pada uang saja karena hal itu sudah dilakukan dan tidak membuat kinerja Liga menjadi lebih baik.
Perangkat Pertandingan yang Jauh dari Harapan
Berjalannya pertandingan, pada setiap pertandingan seringkali banyak masalah yang tidak sesuai yang diharapkan, sehingga menimbulkan konflik setiap pertandingan karena perangkat pertandingan yang masih jauh dari harapan, bahkan jauh dari kata profesional, ini adalah merupakan PR besar yang harus diperbaiki jika Liga Indonesia musim depan ingin berjalan sesuai dengan harapan.
Setelah melihat berbagai kejadian di Liga 1 yang telah rampung dan merupakan kasta tertinggi di Liga Indonesia, Liga musim depan akan sedikit lebih baik dari sekarang, karena belajar dari pengalaman, dan publik pecinta sepak bola selalu menyampaikan kritiknya, lewat media sosial juga lingkungan sosial, ini akan menjadi sebuah kontrol yang baik bagi federasi sepak bola Indonesia, untuk berusaha lebih baik dari sebelumnya.