Lihat ke Halaman Asli

Agus Kusdinar

Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Cacing Kalung Sebagai Penawar Obat

Diperbarui: 11 Juli 2017   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pengalaman pribadi dalam mengalami demam tinggi sampai menderita penyakit tifus dengan obat mungkin menurut sebagian orang menjijikan, tetapi menurut saya pribadi itu adalah obat Tifus tanpa epek samping karena tidak mengandung kimia seperti obat medis lainnya.

Cacing tanah yang sering di gunakan sebagai obat penawar penyakit tifus  dan di tempat saya pribadi sering di sebut Cacing Kalung adalah cacing tanah yang sering kita jumpai di pinggir kolam atau kebun juga sawah bahkan di pemakaman kita sering jumpai, dan binatang ternak bebek menurut inpormasi dari teman saya sebagai peternak bebek sangat baik untuk perkembangan bebek apalagi Cacing kalung dalam keadaan segar dan masih hidup.  

Cacing kalung menurut penelitian ahli medis dapat membunuh bakteri dan menurunkan demam terutama tifus yang di sebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam tubuh kita, adapun cirinya seperti mual, flu, pusing dll.

Waktu masih duduk di bangku SMA saya pernah mengalami demikian dan Cacing Kalung sebagai obat penawarnya, dengan mencari  sendiri di pinggir kolam tetangga meskipun dalam keadaan sakit karena waktu itu di rumah tidak ada siapa-siapa jalan alternatip untuk mengobati demam tinggi yang menyebabkan gejala tifus, karena stok obat di rumah sudah tidak mempan, hanya beberapa jam saja saja untuk menurunkan panas selanjutnya demam kembali.

Mencari Cacing Kalung dan selanjutnya di proses sendiri dengan cara panggang atau menurut bahasa sunda di sanggray (Menggoreng tanpa pakai minyak kelapa)  pake katel sampai matang dan sedikit gosong selanjutnya di tumbuk di haluskan untuk di buat seperti bubuk kopi, tapi sebelumnya saya pisahkan antara bubuk dari daging cacing yang telah matang dan tanah yang berasal dari perut cacing selanjutnya tanahnya saya buang, yang di ambil hanyalah daging cacing yang matang telah tertumbuk halus seperti kopi.

Bubuk Cacing Kalung yang telah halus dan bentuknya mirip kopi kurang lebih ada satu sendok makan penuh saya masukan ke dalam gelas terus di kasih air panas, bertujuan supaya tidak bau amis ketika di minum. Setelah selesai Cacing Kalung yang sudah mirip segelas kopi itu saya minum dan sedikit rasanya tawar (Tak berasa).

Waktu itu sebelum minum air Cacing Kalung yang mirip segelas kopi, saya minum obat dulu yang saya beli di Apotek yang memiliki dosis rendah dengan selang beberapa menit, dan alhamdullilah hanya beberapa kali munum air Cacing Kalung demam saya turun dan akhirnya sembuh, yang sebelumnya tak kunjung reda.

Setelah itu saya menarik kesimpulan bahwa minum air Cacing Kalung sebagai obat Tifus/Demam tetap harus di barengi obat baik itu kita beli di Apotek atau kita dapatkan dari Dokter, tetapi menurut Inpormasi dari teman saya yang pernah mengkonsumsi  Cacing Kalung yang telah berupa minuman tanpa minum obat, dan hanya Cacing Kalung saja dapat menyembuhkan penyakit Tifus.

Proses pembuatan Cacing Kalung untuk obat Tifus tidak hanya dengan cara di buat seperti Kopi saja ada yang lebih mujarab yaitu si Cacing itu di rebus dengan air sesuai takaran dan di seimbangkan dengan Cacing yang ada, tetapi cara demikian mungkin akan terasa bau amisnya dan bagi orang yang merasa jijik akan sulit mengkonsumsinya dan lebih baik Cacing itu di buat seperti minum Kopi atau bubuk Cacing di masukan kedalam pil seperti kita ketahui pil yang berisi Cacing banyak di jual di Apotek tetapi alangkah baiknya jika ingin mendapatkan Obat Cacing yang bagus kita buat sendiri dengan cara dadakan dengan menggunakan Cacing segar dan langsung di proses tanpa di simpan terlebih dahulu.

Demikian pengalaman saya ketika pertama kali mengenal Cacing Kalung sebagai Obat ketika di serang gejala Tifus, dan selanjutnya saya konsumsi sebagai obat ketika saya di serang penyakit demam, meskipun binatang itu menurut orang lain menjijikan tetapi sudah terbiasa menggunakannya rasa jijik itu hilang karena ingin sembuh dari penyakit yang saya derita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline