Lihat ke Halaman Asli

Agus Kayoman

Buku Meg dan Biolaku, Kubenci Puisi

Taiko, Ibu, Islam dan Orang besar

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin pembaca sedikit bingung mendapati judul catatanku ini. Begini, Beberapa hari ini aku sedang asyik membaca novel silat Jepang terjemahan dalam versi e-booknya. Novel tersebut berjudul Taiko karangan Eiji Yoshikawa (pengarang Mushashi juga) yang versi bukunya diterbitkan Gramedia. Sebuah novel yang cukup menyita waktu karena tebal dan isinya yang lumayan (nggak kayak novel remaja Indonesia yang kadang kayak kulit kerang mati, kosong). . perlu teman ketahui, Jagoan kita ini bukan lelaki tampan dengan tinggi menjulang, sebaliknya ia pria pendek dengan muka aneh (bahkan ketika ia telah mejadi jenderalpun, teman akrab dan junjungannya masih memanggilnya 'monyet' ). Iapun lelaki yang agak introvert dan cenderung pemalu dengan lawan jenis. sifat yang mungkin muncul karena perjalanan hidupnya yang penuh dengan derita kemiskinan.

sampai akhirnya saya tiba dibagian yang mengisahkan tentang perkawinan Tokichiro (nama lain Taiko).Ketika malam pertamanya menikahi Nene (putri seorang prajurit) , terjadi dialog antara suami istri baru ini. Dialog itu saya kutipkan langsung ....

"Nene?" Suara itu milik suaminya. Nene berusaha

menjawab, namun tak sanggup berkata apa-apa.

Jantungnya berdebar-debar. Walaupun ia tak pernah

merasa seperti ini sampai saat upacara pernikahan, ia

tak sempat melihat Tokichiro sejak semalam.

"Masuklah." ujar Tokichiro. Nene masih bisa mendengar

suara orangtuanya. Ketika sedang berdiri,

bingung apa yang harus dilakukannya, ia melihat obat

nyamuk yang dibiarkan membara. Sambil meraihnya,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline