Lihat ke Halaman Asli

Agus Kayoman

Buku Meg dan Biolaku, Kubenci Puisi

Drupadi

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah nama yang kerap berseliweran di benakku akhir-akhir ini adalah Drupadi. Bukan karena ia mengawini lima “lelaki sejagad” sekaligus, yaitu pendawa lima, bukan pula karena ia terlahir dari Putrakama Yadnya, upacara dengan api suci, bukan pula karena kehormatannya tetap terjaga ketika angkara murka Dursasana dan kelicikan watak Sengkuni berusaha menodainya.

Namun kurasa bukan hal aneh bila nama ini sekarang rajin menyinggahi benakku. Dulu ia juga menyita perhatian para sunan walisongo, yang kemudian menyesuaikan versi perkawinannya dengan hanya menikahi Yudistira, sulung dari Pandawa. Angkara murka yang tidak berhasil menguasainya dengan indah dikisahkan Goenawan Muhamad dalam Catatan Pinggirnya. Drupadi juga menyita perhatian Riri Riza dan Dian Sastro untuk mencoba menyirap keindahan kisah hidupnya.

Drupadi, pikiranku tahu, rasaku juga tahu, ia wanita luar biasa. Tidak ada kecantikan yang digambarkan secara luar biasa seperti Sumbadra. Tidak pula keperkasaan layaknya Srikandi, namun aku tahu, ia wanita luar biasa. Lalu apa yang menjadikannya luar biasa ? entahlah. Yang ku tahu pasti ia wanita dan setiap wanita, bahkan siapapun dia, adalah mahluk yang luar biasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline