Lihat ke Halaman Asli

Agus Kayoman

Buku Meg dan Biolaku, Kubenci Puisi

Ibu Muda Itu Menangis di Depanku

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tadi pagi .isak tertahan mengganggu kantukku. Dalam remang dinihari kulihat seorang wanita yang menempati tempat duduk di depanku, isak itu berasal darinya. Dari percakapannya lewat telpon, disela sedu sedannya, aku menangkap aroma kdrt. 'kalo sekedar ngomong bae, maseh tahan aku buk, tapi kalu la maen tangan, lemak belari bae aku!' kucuri percakapan ibu muda itu dengan wanita setengah baya yang duduk di sebelahnya. Diam aku melongok ke depan, cahaya pagi membantuku mencuri kecantikan ibu muda itu. Kulit pipi yang putih, lehernya jenjang dihiasi rambut sebahu yang dikat kaqet gelang. Pria bodoh mana yang tega menyiayiakan wanita ini? Bis mengelinding dengan deras. Ibu muda itu tampaknya hampir sampai ditujuan. Suaranya mantap saat menbangunkan sang putri di pangkuannya, bangun nak kito ke tempat nenek dulu ! Ibu di sebelahnya menghapus matanya sambil berpesan, hatihati nak, sabar! Aku tertunduk ,rasa haru ikut pula menyungkupiku. Tapi dari keyakinannya saat menggugah putrinya aku berharap ia akan baik baik saja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline