Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Sri Wahyuni Dibunuh

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Berdasarkan http://www.tempo.co/read/news/2014/11/22/064623723/Motif-Jean-Membunuh-Sri-Wahyuningsih dijelaskan bahwa lelaki itu, Jean Alter Hulisean, 31 tahun, sakit hati karena dituduh berselingkuh, diputuskan hubungannya dan diusir, sehingga akhirnya dia mencekik Sri Wahyuni hingga tewas. Lelaki itu menjelaskan dia tidak berniat membunuh. Pertengkaran yang memuncak di dalam mobil itu telah membawa kedua tangannya mencekik leher Sri Wahyuni sehingga tidak bisa bernafas dan akhirnya, tewas.

Tetapi pertanyaan yang sebenarnya mengapa, sekali lagi MENGAPA Sri Wahyuni dibunuh, belum terjawab dengan pasti. Seorang laki-laki yang sakit hati bisa saja pergi menjauh, apalagi ketika dia diusir dan diputuskan hubungan. Dia bisa berpikir bahwa hubungan gelapnya tak memiliki arti apa pun dan gagal total. Dia bisa katakan dalam hatinya, bahwa ada seribu tante lain yang bisa dia garap. Tante kesepian bukan cuma Sri Wahyuni. Pernyataan di atas saya kutip dari seorang laki-laki yang "senasib dan seprofesi" dengan Jean Alter Hulisean. Sebut saja namanya Dodoy.

Dodoy, menjelaskan kepada saya, "Saya sudah punya istri dan anak, dan saya pun bekerja di sebuah perusahaan sebagai pegawai berpenghasilan kecil. Karena saya memiliki tubuh dan tampang lumayan, saya sudah masuk ke dunia tante kesepian cukup lama. Di dalam kelompok arisan, kelompok wisata, serta kelompok-kelompok lainnya." Ujar dia. "Dalam sebuah kelompok arisan, misalnya, saya bisa ditaksir satu, dua atau lebih tante. Dan saya layani mereka semua sampai terjadi satu atau lainnya menuduh selingkuh kepada saya. Walau sebenarnya saya berhubungan dengan mereka dalam kerangka mencari duit tambahan, tetapi tidak bisa tidak harus saya akui, ini melibatkan perasaan juga."

"Terus?" Tanya Saya

"Kita tidak bisa menganggap remeh tuduhan selingkuh, kita juga tidak bisa mengabaikan rasa cemburu mereka. Walau sakitnya terasa di sini..." Dia berkata sambil menepuk dadanya pelahan, "Tetapi saya sadar, itu benar. Biasanya saya mundur teratur dari salah satu atau bahkan semuanya dari mereka. Saya juga tidak mau bertengkar."

"Begitu ya, terus?"

"Orang-orang seperti kita tak mungkin membunuh. Dan kalau pun terjadi pertengkaran kita pasti mengalah. Kita lebih baik mengalah."

"Terus, apa pendapat anda mengenai motif pembunuhan yang dilakukan oleh Jean Alter Hulisean? Benarkah karena sakit hati dan ketidaksengajaan?"

"Saya tidak sepenuhnya setuju. Yang mendorong si Jean Alter Hulisean itu melakukan kekerasan adalah kemungkinan besar "sakit hati" dalam tanda kutip. Maksud saya, sebagai pemuas tante kesepian dia telah gagal melakukan tugasnya."

"Apa maksudnya itu?" Tanya saya.

"Ya, dia gagal. Takkan ada pertengkaran dan kecemburuan jika mampu memuaskan si tante itu sampai benar-benar puas. Itu saya jamin. Artinya, pertengkaran hebat itu, dugaan saya, dipicu oleh kegagalannya memuaskan si Tante dan si tante itu mencari alasan untuk memutuskan hubungan dan mengusirnya." Katanya dengan penuh keyakinan, "Seorang laki-laki biasa ketika dituduh oleh perempuan sudah tidak bisa memuaskan, dia bisa sangat marah besar. Sakit hati yang tak terkira. Dengan kemarahan dan sakit hati itulah dia mampu membunuh. Apalagi ini si Jean Alter Hulisean berprofesi dibidang pemuasan seperti kita ... sangat jelas, dia tidak terima dan secara diam-diam dia merencanakan pembunuhan untuk menutupi aibnya itu. Si Jean Alter Hulisean merasa bahwa cepat atau lambat Sri Wahyuni akan menyebarkannya di kalangan tante-tante lainnya. Itulah alasan MENGAPA Sri Wahyuni dibunuh." Katanya, yakin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline