Angin tak bosan menjilati tubuh kelamnya
Tapi seolah dia tak merasa
Dia diam menatap depan
Tak peduli sang angin yang membawa hujan
Kedua kakinya kokoh menjejak geladak
Badannya bergoyang pelan kiri dan kanan
Perlahan tapi pasti daratan berganti bayang
Sudah seharian biduknya jalan
Bayang daratan masih ada di buritan
Tatapnya memang ke depan
Namun hatinya tertingal di daratan