Lihat ke Halaman Asli

Agus Joko Sulistya

Silent Rider

Buku Digital

Diperbarui: 3 Desember 2024   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Malam ini kembali saya harus segera memainkan jari-jari tangan diatas tuts-tuts komputerku. Mata sudah mulai sayu, sementara masih belum tahu mau menulis apa. Menulis apa yang melintas di kepala tanpa berusaha menulis agar dibaca oleh orang lain sepertinya lebih mudah dilakukan. Meski saya juga belum tahu apakah memang begitu ? Seorang menulis pastinya ingin menyampaian pesan. Itu yang sering dibilang om jay dalam bukunya. Jika ingin menyampaikan pesan tentunya ada informasi yang harus dituliskannya. Informasi apa yang ingin disampaikan, itu tergantung dari penulisnya. Secara teori memang sederhana, namun tidak pada prakteknya. Kali ini saya tidak mau menulis pesan, saya hanya menulis apa yang melintas dalam kepala saja. Beberapa hari ini semangat membaca saya meningkat drastis. 

Beberapa waktu ini kegiatan membaca saya tergerus untuk menonton youtube saja. Semenjak membaca buku om Jay, rasanya semangat membaca saya kembali membara. Membaca buku secara fisik sudah tidak perlu diragukan lagi. Semenjak kecil saya sudah menjadi penjaga perpustakaan. Saat ini saya sedang berusaha menikmati membaca buku digital. Saya berusaha menemukan kenikmatan membaca buku digital meski tak bisa merasakan bau dan bunyi kertasnya. Beberapa kelebihan yang saya rasakan dengan membaca buku digital antara lain yang pertama adalah praktis. Saya tidak perlu membawa buku cetak yang tebal dan berat. 

Yang kedua, tampilan huruf bisa kita rubah ukurannya menyesuaikan dengan kondisi mata yang sudah mulai berkurang ketajamannya. Berikutnya saya bisa membawa sekaligus banyak buku dalam genggaman saya yang bisa saya baca sewaktu-waktu dimanapun saya berada. Kelebihan selanjutnya adalah akses terhadap buku-buku bisa saya dapatkan dengan lebih mudah. Mau membaca buku jenis apapun bisa saya dapatkan dengan segera tanpa perlu repot harus mencari ditoko buku. Kenikmatan membaca buku cetak memang belum tergantikan, namun dengan mulai mencari kelebihan membaca buku digital saya yakin nantinya akan saya temukan kenikmatan yang berbeda. Sampai sekarang saya masih belum bisa beralih total sebagai pencinta buku digital, entah nanti. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline