Selasa, 30 Agustus 2016. Hari masih pagi. Namun sinar matahari sudah nampak benderang memberikan rasa hangat. Ada yang tidak biasa berlangsung di Rumah Sakit Bhayangkara TK. I R. Said Sukanto—oleh masyarakat lebih sering disebut RS POLRI—Jakarta pagi itu. Di depan gedung yang belum lama diresmikan penggunaannya, ada tenda, lengkap panggung dan seperangkat alat musik. Lantas satu persatu, tamu berdatangan memenuhi tenda. Saat mengisi lembar registrasi tamu, tiap tamu diberi bros bunga dengan warna berbeda-beda. Banyak tamu terkejut bercampur gembira. Ternyata bros dengan warna yang berbeda tersebut menunjukkan kelompok. Mereka mengira akan mendapatkan kartu bertuliskan nomor urut antrian. Karena kedatangan mereka bukan dalam rangka mendatangi resepsi pernikahan, tapi melakukan Medical Check-Up (MCU).
Ya, pagi itu para alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 1971—akrab disebut ALTUS—melakukan kegiatan MCU di RS POLRI. “Seluruh peserta yang mendaftar ada 102, semua dari anggota Altus dan keluarga. Namun yang datang ikut check-up ada 72 orang,” terang Dr. Dien, panitia kegiatan sekaligus anggota Altus. Ada 12 (duabelas) jenis pemeriksaan dalam kegiatanMCU yang dimulai pukul tujuh pagi sampai pukul duabelas siang ini. Beberapa diantaranya, check-up fisik, mata, ro foto thorax, EKG, fungsi liver, ginjal, urin lengkap dan gula darah.
“Kegiatan ini hasil kerjasama antara Altus dan Direksi Rumah Sakit serta Staff RS Bhayangkara TK. I R.Said Sukanto,” jelas Brigjen (Pur) Dr. Pamudji Santoso, M.Kes selaku ketua Altus. “Semua kebutuhan dan perlengkapan, termasuk tenaga dokter dan perawat disupport oleh pihak Rumah Sakit,” tambahnya.
Selain menjalin kemitraan dengan RS POLRI, kegiatan MCU bertujuan memberikan layanan kesehatan kepada para anggota Altus. Mengingat usia “termuda” anggota Altus, 69 tahun. Dan meskipun mereka dokter, disebabkan oleh beberapa alasan, mereka jarang memeriksa kesehatan sendiri.
“Ada satu hal yang paling penting di dunia ini, yaitu DUIT,” ucap Dr. Pamudji dalam sambutan pembukaan acara. “Tapi DUIT yang saya maksudkan bukan uang, melainkan singkatan dari Doa, Usaha, Iman dan Takwa,” lanjutnya disusul dengan tawa dan tepuk tangan dari seluruh yang hadir. “Sehat bukan segala-galanya, tetapi tanpa kesehatan, segalanya tidak ada artinya,” tandas dokter yang pernah menduduki jabatan strategis di POLRI tersebut.
Sebelumnya, ada rasa sedikit kuatir dan ragu dari pihak RS POLRI, karena peserta MCU adalah orang-orang ahli dalam bidang kesehatan. Tapi setelah acara berjalan, keraguan tersebut hilang, berganti rasa senang dan bahagia.
Dalam kegiatan MCU ini, pertama yang dilakukan adalah pengambilan sampel darah dan urin. Kemudian peserta dipersilahkan menikmati hidangan yang sudah disediakan. Tersedia ruangan yang cukup besar dengan meja kursi, sehingga sambil menunggu peserta bisa bersilaturahmi, menikmati hidangan, atau bernyanyi di panggung bersama dengan musisi yang sudah dihadirkan panitia. Pada pukul 10.00, hidangan di meja makan diganti dengan menu yang berbeda dengan saat sarapan, dan setelah acara resmi selesai pukul duabelas siang, disediakan makan siang lagi. Saat pulang peserta juga mendapat bingkisan dari Rumah Sakit.
“Pengelolaan acaranya sangat profesional. Semua tertata rapi, peserta difasilitasi dengan pendamping dengan warna bunga yang sama, sangat ramah dan santun,” kata Dr. Zarni, peserta MCU. “Penyediaan makanan yang lengkap dari sarapan sampai makan siang serta diiringi musik yang indah yang membuat kita semua tidak lelah menunggu giliran pemeriksaan,” tambahnya.
Hal serupa juga diungkapkan peserta lain, Dr. Medy. “Semoga seluruh penyelenggara MCU RS POLRI mendapat pahala berlipatganda dari Allah Swt, dan pesertanya mendapatkan ridhaNya,” harap Dr Medy. Ia merasa sangat dihargai, disambut dengan suasana sangat menyenangkan, dekorasi yang indah , susunan duduk yang enak untuk saling bertegur sapa. “Makanannya sehat, enak, lengkap, ada lagu-lagu yang sweet juga, mengingatkan kami saat kuliah dulu. Alhamdulillaah deh,” pungkasnya puas.
Tentang RS Bhayangkara TK. I R. Said Sukanto ini sendiri, ada penjelasan menarik diberikan Dr. Musyafak, selaku wakil kepala Rumah Sakit.
“Tahun 2010 anggaran Rumah Sakit masih mengajukan ke Mabes POLRI, sekarang RS Bhayangkara mandiri. Kami melayani BPJS yang jika dihitung merugi, tetapi dengan pemasukan dari pasien umum bisa menjadi subsidi silang,”ucap Dr. Musyafak saat memberikan kata sambutan.