Ujian Nasional online atau Computer Based Test (CBT) saat ini tengah ramai diperbincangkan. Ada beberapa sekolah di perkotaan yang tengah bersiap menyambut pelaksanaan ujian nasional secara online yang akan dilaksanakan pada esok hari, senin 04 April 2016. Kemendikbud optimis pelaksanaan ujian secara online ini akan berjalan dengan lancar, seperti yang dipaparkan oleh Anis Baswedan yang dikutif dari okezone.com CBT memang sangat pas diterapkan di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara yang besar.
Sehingga untuk menggelar ujian yang diikuti 7,3 juta orang dalam jam yang sama memiliki tantangan tersendiri, termasuk membutuhkan logistik yang cukup besar pula. Selain itu Anis juga mengungkapkan jika ujian menggunakan kertas waktunya harus sama, karena soalnya keluar. Tapi kalau menggunakan komputer, maka soalnya tidak hilang. Jadi, sekolah bisa menyelenggarakan ujian disaat waktu ujian yang dijadwalkan sekolah saja. Selain itu alasan lain kebijakan ini dikeluarkan karena pemerintah ingin memulai segala hal dapat dikerjakan melalui bantuan komputer. Berdasarkan pernyataan di atas, pemerintah telah yakin dan optimis pelasanaan ujian nasional secara online di sekolah-sekolah tertentu akan berjalan dengan lancar.
Fakta dilapangan menunjukan bahwa kesiapan sekolah yang ditunjuk untuk melaksanakan ujian online masih menemui beberapa kendala. Seperti halnya pemberitaan yang dimuat ANTARA News, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka mengakui bahwa jumlah komputer untuk Ujian Nasional online atau Computer Based Test (CBT) tingkat SLTA di daerah itu sangat terbatas. Keterbatasan alat itulah hingga saat ini masih menjadi kendala.
Usaha pemerintah dalam hal ini kemendikbud dalam upaya melaksanakan Ujian Nasional secara online sudah cukup bagus, akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama dalam bidang sarana dan prasarana yang belum memadai sehingga muncul permasalahan-permasalahan yang membuat “galau”. Permasalah yang sering muncul bagi sekolah yang melaksanakan ujian nasional secara online adalah keterbatasan komputer yang tersedia, mati lampu, dan akses internet yang tidak stabil. Seharusnya permasalahan seperti ini tidak muncul ketika pihak sekolah dan pemerintah sudah menyanggupi untuk menyelenggarakan ujian nasional secara online.
Jika dilihat dari permasalahan yang ada, pemerintah cendrung tergesah-gesah memberikan keputusan untuk melaksanakan ujian nasional secara online ini. Dengan alasan ingin memulai segala hal dengan bantuan komputer, persiapan dan sarana yang belum matang bisa dilabrak begitu saja. Permasalahan yang mungkin muncul adalah kecemburuan sosial dari sekolah-sekolah yang belum mampu mengadakan ujian nasional secara online, jika terjadi hal seperti ini bukan hal yang tidak mungkin sekolah-sekolah yang belum mampu tersebut akan memaksakan ujian nasional secara online dengan fasilitas sarana seadanya.
Selain alasan cemburu sosial, ujian nasional online juga menjadi sarana iklan untuk menarik calon siswa baru agar tertarik masuk sekolahnya. Sehingga pihak sekolah seperti berlomba-lomba untuk mengadakan ujian secara online demi popularitas sekolahnya. Hal tersebut sudah menyimpang dari harapan pemerintah, yang awalnya ingin mempermudah dengan bantuan komputer, akan tetapi dilapangan justru jadi bahan iklan untuk mendapatkan simpati dari calon siswa baru.
Keputusan yang tergesah-gesah memang sering kali menimbulkan permasalahan yang lebih kompleks. Penggunaan teknologi bukan tidak boleh diterapkan dalam ujian nasional, akan tetapi pemerintah harus mengantisipasi terlebih dahulu permasalahan yang sekiranya akan muncul dalam pengguanaan teknologi tersebut.
Dengan demikian, ujian nasional secara online masih perlu dipertimbangkan dalam pelasanaannya, karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang muncul dan butuh waktu dan biaya dalam pemecahannya. Alangkah lebih baiknya jika pemerintah dalam hal ini kemendikbud mengkaji ulang terlebih dahulu kebijakan yang telah di terapkan. Karena siswa bukan kelinci percobaan yang harus menerima resiko jika terjadi kesalahan. Hal ini menyangkut masa depan mereka, karena hasil ujian nasional merupakan salah satu faktor penentu kelulusan. Jika hasil ujian siswa tidak mencapai kriteria minimum yang telah ditentukan dan disebabkan karena permasalahan teknis dalam pelaksanaan ujian online akan sangat merugikan bagi siswa yang bersangkutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H