Lihat ke Halaman Asli

Ironi Pemimpin Gemuk

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maaf, kali ini saya bicara fisik. Saya terganggu dengan penampilan sejumlah petinggi negeri kita yang gemuk, gembil, berperut buncit. Memang, pernah dulu orang gemuk dan perut buncit itu dianggap sebagai lambang sukses dan kemakmuran.

Kini, rasanya semua orang tahu gemuk dan berlemak sebagai indikasi tubuh enggak sehat. Konon, lingkar perut berhubungan dengan kesehatan jantung. Deketin deh, pasti nafasnya berat dan pendek-pendek.

Cuma jika itu terjadi pada para pemimpin kesannya menjadi lain. Dia bisa menjadi lambag ironi.
Pemimpin yang berperawakan gendut, gemuk, gembil itu ironis dengan kondisi negeri kita, yang sedang susah. Malu kan selagi rakyatnya kurus-kurus karena kurang gizi, atau kurang makan eh, dia malah kegemukan terkesan tukang makan apa saja.
Kesan lamban--napas aja susah--- juga akan muncul sehingga jadinya seolah-olah negeri ini susah bergerak, tidak jelas arah, bingung di tengah persimpangan.
Sial !! Saya selalu teringat Presiden Obama.

Dia itu maksudnya apa coba? Lincah, memasuki pesawat sambil berlari menaiki tangga pesawat.
Kesannya, dia itu seorang presiden yang gesit, lincah dan siap membawa negerinya bergerak di depan. Huh!! Coba dia berbadan gemuk, berbobot apa bisa lari-lari naik tangga pesawat ?!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline