Lihat ke Halaman Asli

Bu Mega Menunjuk Siapa....!??

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

JANGAN suka menunjuk orang lain. Jari yang menunjuk cuma satu jari, tetap empat jari lainnya menunjuk ke kita. Begitu kira-kira ajaran yang saya dapat dari orang tua saya. Singkat tetapi bijak (tapi bukan bijak orang pajak... he..he) . Maknanya, kira-kira, sebaiknya kita berinteropeksi dulu sebelum menunjuk orang lain. Apalagi untuk mempersalahkan orang lain. Interopeksi diri lebih penting daripada menunjuk orang lain untuk mencari-cari kesalahan. Seolah-olah kita paling bener. Saya segera teringat "pelajaran berharga" emak dan apak saya dulu soal "jangan suka menunjuk orang lain" itu ketika membaca berita, Megawati: Republik Ini Kacau-balau di Kompas (5/8) halaman 3. Tentu saja saya tidak pada tempatnya, memberi tahu Bu Mega soal filosofi tunjuk tangan itu. Lha, saya kan lebih muda dari Bu Mega. Lagian saya bukan emak-bapaknya beliau bukan? Apalagi saya cuma rakyat biasa-- kalau musim kampanye saya dicap wong cilik-- dibandingkan beliau yang berpengalaman  jadi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan. Jadi tidak pada tempatnya saya memberi tahu dia: Mbok ya si ibu interopeksi... he..he Saya lebih suka menaruh judul berita Kompas yang hanya mengutip omongan Bu Mega itu untuk status saya di Facebook. Setelah itu saya menikmati komentar-komentar dari teman-teman saya, baik yang kenal maupun yang akrab secara visual, seperti Anda....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline