Lihat ke Halaman Asli

Dr. Agus Hermanto

Dosen Hukum Keluarga Islam

Pelajaran Penting dari Kotak Amal Keliling Saat Khutbah

Diperbarui: 18 Mei 2022   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pelajaran Penting dari Kotak Amal Keliling Saat Khutbah

 Amal shalah adalah perbuatan mulia yang diajarkan dalam Islam, karena amal shalih itulah yang akan dibawa setelah kematian, karena jasad akan hancur, ruh pun akan kembali, dan amal seseoranglah yang akan dimintai pertanggung jawabkan. Di antara amal shalih adalah shadaqah yang merupakan amal jariyah yang tidak terputus, terlebih pada jika kita berwakaf atau berinfaq di masjid misalnya,seperti hal yang sangat sederhana yang kita lakukan saat kita memasukkan infaq kekotak amal pada saat khutbah berlangsung. 

Kotak amal yang dimaksud adalah kotak yang menjadi washilah bagi kaum muslimin untuk beramal, baik dalam jumlah sesikit atau banyak sesuai kemampuan kita. Kotak amal yang berputar pada saat khatib naik mimbar sejatinya adalah melatih kita untuk ikhlas, karena pada saat kita beramal di kotak tersebut tidak ada yang mengetahui jumlah yang kita masukkan, yang tahu hanya kita yang memasukkan dan Allah Ajjamazalla yaitu Sang Maha Tahu. 

Sejenak kita berpikir bahwa pada saat khutbah berlangsung maka kotak amal berjalan dengan ayunan tangan dari satu kepada yang satunya hingga sampai pada ujung jamaah di akhir shaffdari para jamaah yang hadir. Ketika kita telah terbiasa untuk beramal, maka secara otomatis kita akan refleks memasukkan sejumlah uang yang ingin kita amalkan, refleksi yang kita lakukan tersebut adalah wujud dari keikhlasan kita. Sebaliknya jika kita lemah dalam melatih diri sengan cara beramal jariyah. 

Pada saat itu, para jamaah sebagian tertidur dan dengan meliling kotak tersebut, hingga terbangun, dan jika ingin melakukan amal kedalam kotak tersebut maka dia langsung memasukkannya dengan tangan di atas tanpa memgharapkan suatu apapun kecuali ridaha Ilahi rabbi. Berbincang tentang amal yang kita lakukan di dunia adalah sebagai bekal akhirat atau tepatnya disebut lahan yang kita tanam untuk akhirat, sehingga pahala dan surgaNyalah yang kita harapkan. 

Berbicara  tentang kotak amal saat khutbah bukanlah hal asing di masyarakat kita, karena hal ini telah dilakukan oleh para pendahulu kita dari masa ke masa, yang terpenting dari hal tersebut adalah amal kita berupa harta atau sebagian rizki yang kita miliki, sehingga berapapun yang kita miliki harus benar-benar dapat kita tabung kedalam kotak tersebut sebagai investasi akhirat.

Investasi akhirat maksudnya adalah menabung sebagian harta yang kita miliki tersebut untuk kepentingan akhirat, karena seberapapun harta yang kita masukkan sejatinya akan dikelola untuk pembangunan masjid dan tentunya akan bernilai ibadah dan akan mengalir terus menerus sepanjang hayat. 

Masjid adalah rumah Allah, dimana ketika kita masuk ke dalam masjid untuk beribadah terkhusus adalah shalat lima waktu dan juga ibadah sunah lainnya. Masjid merupakan fasilitas ibadah umum yang dapat digunakan oleh siapa saja yang menginginkannya sebagai hamba Allah untuk mengabdikan dirinya kepada sang Khaliq. 

Amal kita dalam bentuk shadaqah baik infaq atau wakaf akan senantiasa ada dan selalu ada dan mengalir selamanya, maka sejatinya yang terpenting bukan hanya infaq yang kita lakukan, namun bagaimana infaq tersebut dapat tersalurkan dengan baik serta bermanfaat untuk orang banyak, karena dengan cara seperti itulah amal kita akan senantiasa kita dapatkan, karena amal tersebut bener benar berfungsi dengan sebaik mungkin. 

Orang yang beramal karena Allah atau hanya mengharapkan ridha Allah, terlebih pembangunan masjid yang merupakan rumah Allah maka Allah akan senantiasa menolongnya baik urusannya selama di dunia maupun kelak di akhirat. Hal ini akan tercapai apabila kita benar-benar ikhlas karena Allah dan hanya mengharapkan ridha dariNya. 

Ikhlas tidak dapat digambarkan dengan gambar ataupun sebuah ucapan, melainkan bahwa ikhlas adalah seperti air putih yang jernih atau kertas putih yang tanpa satu coretan pun, begitulah gambaran ikhlas, sehingga ikhlas itu seperti halnya ketika kita beramal menggunakan tangan kanan kita, bagaimana tangan kiri kita tidak mengetahuinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline