Lihat ke Halaman Asli

Dr. Agus Hermanto

Dosen Hukum Keluarga Islam

Nabi Muhammad adalah Inspirasi Sekaligus Hadiah bagi Umatnya

Diperbarui: 13 April 2022   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Rasulullah saw, adalah sesosok nabi yang rahmah (memiliki sifat sayang) kepada siapapun tanpa memandang ras, suku, kulit, bahkan baik kepada orang yang mencintainya ataupun musuh, maka nabi dijuluki sebagai orang yang memiliki akhlak mulia, hal ini seirama dengan ucapan Aisyah ra, "Sungguh akhlak Nabi adalah al-Quran" begitu dahsyat analogi yang disampaikan oleh Aisyah istri Nabi, jika al-Qur'an adalah pedoman, dan nabi adalah masternya.

Tentang kebenaran tugas sebagai rahmatan lil-'alamin, Allah swt, berfirman dalam al-Quran, "Dan tidaklah aku utus engkau kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam". begitulah kemuliaan Nabi Muhammad saw, atas anugrah yang Allah berikan kepadanya, wajar sekali jika Aisyah mengatakan bahwa akhlaknya Nabi adalah al-Quran. Dalam konteks lain, Nabi Muhammad bersabda, "Sesungguhnya aku diutus oleh Allah adalah untuk menyempurnakan akhlak". dalam dakwah Rasulullah terkenal sebagai seorang tokoh yang santun dan pemaaf, hal itu tercermin dari keteladanan beliau yang ramah, tanpa menyakiti, dan begitulan derajat akhlak di atas ilmu, sehingga diutus Nabi bukan untuk menyempurnakan ilmu, melainkan akhlak (akhlakul karimah).

Di samping sebagai penyempurnak akhlak, nabi juga diutus sebagai orang yang lembut dalam bertutur, dalam hal ini Rasulullah saw, bersabda, "Saya diutus dengan cara lemah lembut dan santun", begitulah Rasulullah saw, ketika berdakwah, namun dengan cara moderat dalam berdakwah tersebut menjadi suri tauladan bagi kita, seirama dengan firman Allah swt, " Serulah manusia kejalan tuhanmu dengan cara hikmah, mauidzah hasanan, dan perangikah dengan cara yang baik". 

Hikmah adalah dakwah dengan cara memberi contoh, dan nabi adalah sebagai suri tauladan kehidupan, sehingga fi'liyyah atau amaliyah nabi adalah sunah, buka  hanya dalam ucapan dan tutur kalimatnya saja, melainkan juga amaliyahnya, selanjutnya adalah mauidzah hasanah adalah berdakwah dengan cara menjadi panutan dalam setiap kehidupan, tidak ada orang yang lenih sempurna dan baginda Rasul, bahkan cahayanya Muhammad lebih dahulu ada di dalam surganya Allah sebelum diciptakannya Nabi Adam as, selanjutnya adalah wajadilhum billati hiya ahsan adalah dengan cara mengajak diskusi, dialog dan cara-cara dekomrasi lainnya, demikianlah nabi dijuluki sebagai orang yang memiliki sifat tabligh.

Selain tabligh, Nabi juga memiliki sifat yang amanah, rasul menyampaikan risalah Islam dengan tanpa menyembunyikan sedikitpun,  hal ini karena rasul adalah seorang yang benar-benar terjaga lisan dan prilakunya, sehingga dikatakan dalam firman-Nya, "Tidaklah ia menyampaikan kecuali adalah Wahyu Allah" artinya bahwa apa yang diucapkan nabi adalah benar dan tidak pernah meleset sedikitpun, bahkan ketika pada saat Nabi dipercaya oleh kaumnya untuk meletakkan batu  (hajar aswad) tidaklah rasul egois meletakkannya sendiri, melainkan rasul mengamanati empat orang yang berasal dari empat suku atau kabilah yang berbeda untuk mengangkatnya, dan meletakkannya di Kakbah, begitulah amanat Nabi Muhammad sang Rasulullah.

Sifat cerdas tentunya melekat pada Nabi, beliau mampu menjawab segala persoalan umat dengan macam jenisnya mampu beliau jawab secara benar, dan adil, padahal beliau seorang yang umiy, artinya tidak dapat membaca dan menulis, namun beliau mampu melakukan segala kemulyaan.

Beliau sebagai orang yang jujur dalam berdakwah, contohnya ketika beliau berdagang membawa dagangannya Khadijah, beliau sangat amanah sehingga Khadijah tertarik simpati yang kemudian mempersunting nya, dan dijadikan sebagi pendamping hidup. Nabi seorang yang jujur dengan kebenaran Islam, sehingga beliau acap kali dimusuhi oleh kaum Quraish karena sikap keberanian dan kejujurannya dalam menyampaikan kebenaran Allah swt.

Demikianlah beberapa sifat Nabi Muhammad saw, yang patut untuk kita jadikan sebagai teladan bagi kita, terlebih Nabi selalu mandiri dan tawadhu dalam menjalani kehidupan bersama keluarganya. Nabi diriwayatkan pernah menjahit pakaiannya yang sobek, menjahid sandalnya yang putus dengan tangannya sendiri, sangat mulianya beliau, sehingga dikatakan bahwa beliau adalah seorang yang menjadi hadiah bagi kita untuk dijadikan sebagai suri tauladan yang baik dan mulia.

Teladan lain dari Nabi adalah ketika makan sesuai kebutuhan hidup, yaitu makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang, begitulah Nabi mengajari kepada umatnya. Di lain sisi, Nabi juga mengajari untuk saling mencintai kepada sesama, yaitu yang kecil menghormati yang besar dan yang besar menyayangi yang kecil, sebagaimana sabda Rasulullah, "Bukanlah dari umatku, Orang-orang yang tidak mau menghormati yang besar dan menyayangi yang kecil", demikianlah akhlak nabi yang patut kita jadikan sebagai suri tauladan dan panutan serta inspirasi dalam mengarungi kehidupan, wallahu 'alam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline