Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

TERVERIFIKASI

Tenaga Kependidikan

Sebuah Cerita di Balik Pertumbuhan Bisnis Syariah

Diperbarui: 17 Januari 2025   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Topik Pilihan Kompasiana (Sumber: Dokumen Kompasiana)

Beberapa waktu yang lalu saya menerima kunjungan sorang adik, saya duduk di meja makan sambil menyeruput secangkir teh hangat. Di hadapan saya, adik saya: Yani (bukan nama sebenarnya), berbicara panjang lebar tentang pengalaman barunya membuka tabungan di bank syariah. "Kak, aku kira awalnya beda banget sama bank biasa, ternyata, ya gitu-gitu aja," katanya sambil mengangkat bahu.

Saya tersenyum, mencoba menelan kebingungan yang diam-diam muncul di kepala saya. "Sama aja gimana?" tanya saya, memancingnya untuk bercerita lebih jauh.

Yani menjelaskan bahwa dia diminta menandatangani akad bagi hasil, tetapi setelah beberapa bulan, dia merasa tidak ada perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan bank konvensional. "Mungkin cuma soal nama, ya? Tapi aku masih nggak ngerti bedanya."

Obrolan itu terus berputar di kepala saya selama beberapa hari, sampai akhirnya saya menemukan tantangan menulis tentang hal ini di Kompasiana. Sebagai seorang blogger, saya selalu mencari inspirasi untuk tulisan, dan komentar Yani menjadi bahan pemikiran yang menarik. Kalau benar bisnis syariah hanya soal nama, kenapa banyak orang beralih ke sana? Apa yang membuatnya berkembang pesat?

Bisnis Syariah acap kali disebut sebagai alternatif etis bagi bisnis konvensional. Tapi, bagaimana sebenarnya prinsip ini diterapkan dalam praktiknya, dan apa yang membuatnya berkembang di masyarakat modern? Mari kita bahas lebih lanjut.

Mencari Jawaban

Saya memutuskan untuk mencari tahu, sebuah artikel di internet menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan bisnis syariah tercepat di dunia. 

Menurut laporan, Indonesia Peringkat 3 Ekonomi Syariah Dunia: Bukti Potensi Besar dan Strategi Jitu yang diterbitkan oleh Indonesia.go.id pada 14 Juli 2024, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung menyatakan bahwa pembiayaan perbankan syariah di Indonesia tumbuh sebesar 14,07 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Mei 2024. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15 persen secara yoy.

Berdasarkan Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia Tahun 2023 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan rata-rata aset perbankan syariah tetap kuat selama lima tahun terakhir, ditunjukkan dengan pertumbuhan aset perbankan syariah yang terus berada pada tren positif.  

Dari data di atas menunjukan bahwa aset keuangan syariah tumbuh pesat dalam lima tahun terakhir. Industri halal termasuk: makanan, kosmetik, dan perjalanan, juga meroket.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline