Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

TERVERIFIKASI

Tenaga Kependidikan

Cerita di Balik Layar, Program Makan Bergizi

Diperbarui: 9 Januari 2025   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto topik pilihan Kick Off Makan Bergizi Gratis (Dokumen Kompasiana)

pendahuluan

Sebagai seorang insan pendidik hari-hari saya diisi dengan melihat senyum anak-anak di kelas, mendengar gelak tawa mereka saat istirahat dan menyaksikan semangat mereka menggapai cita-cita. Besar harapan saya program makan bergizi bisa sampai ketempat saya mengabdi, karena sampai saat ini saya baru bisa menyaksikan kick off program ini berlangsung dibeberapa sekolah di Indonesia.

Ada satu momen yang membuat saya tertegun beberapa waktu lalu, momen ketika saya menyaksikan anak-anak dari berbagai penjuru Indonesia menikmati makanan bergizi gratis melalui layar TV dan YouTube. Di layar terlihat anak-anak sekolah dengan senyum mengembang, duduk bersama menikmati nasi hangat, sayur segar, dan lauk pauk yang disajikan dengan penuh perhatian. 

Tawa mereka terdengar, meskipun hanya melalui saluran digital. Tercipta sebuah kebersamaan yang begitu hangat, seolah-olah saya turut merasakan kebahagiaan mereka. Program Makan Bergizi (PMG) ini benar-benar memberikan secercah harapan baru bagi masa depan generasi muda.

Kisah di Balik Piring Mereka

Tentu saja, setiap anak membawa cerita uniknya masing-masing. Ada yang dengan lahap menyantap hidangan, senang karena menu hari itu favoritnya. Ada pula yang terlihat menyisihkan beberapa bagian, mungkin karena tidak terbiasa dengan jenis makanan tertentu. 

Tapi dari sekian kisah ada satu kisah yang benar-benar menyentuh hati saya, adalah tentang seorang anak yang sengaja menyimpan jatah makanannya untuk dibawa pulang.

Ketika ditanya, anak itu menjawab bahwa ia ingin berbagi makanan dengan orang tuanya di rumah. Kelihatan sambil menangis karena ditegur petugas dia menjelaskan ingin membawa makanan jatahnya ke rumah untuk dimakan bersama orang tuanya, katanya mereka jarang menemukan makanan selezat ini. 

Dar situ akhirnya petugas memberikan seporsi makanan tambahan untuk di bawa ke rumah, dan menjelaskan bahwa makanan ini adalah makanan yang diperuntukan baginya. Cerita seperti ini membuka hati untuk menjadikan program ini dapat menjangkau jembatan untuk menciptakan kebahagiaan yang melampaui ruang sekolah, menyentuh keluarga, dan bahkan komunitas.

Menghayati Kebahagiaan dari Jauh

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline