Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

TERVERIFIKASI

Tenaga Kependidikan

Wacana Kenaikan PPN 12 Persen dan Dampaknya pada Tren Penjualan Mobil Bekas dan Mobil Baru

Diperbarui: 20 November 2024   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Cek kelayakan lampu mobil bekas (dokumen pribadi)

Dalam beberapa waktu terakhir, pemerintah Indonesia mengusulkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%. Kebijakan ini memicu berbagai reaksi di masyarakat, khususnya terkait sektor otomotif. Mobil bekas semakin diminati, sementara mobil baru menghadapi tantangan berat dalam menarik pembeli. 

Melaui tulisan ini kita akan coba bahas dampak wacana tersebut secara mendalam, serta mencari alasan fenomena pergeseran minat masyarakat dari mobil baru ke mobil bekas.

Mengapa PPN 12% Mempengaruhi Harga Mobil Baru?

PPN adalah pajak yang dikenakan pada setiap barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Saat ini, tarif PPN di Indonesia sebesar 11%. Kenaikan menjadi 12% berarti harga jual barang, termasuk mobil baru, akan naik.

Misalnya, jika sebuah mobil baru memiliki harga dasar Rp300 juta, kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% akan meningkatkan pajak dari Rp33 juta menjadi Rp36 juta. Secara total, konsumen perlu membayar Rp3 juta lebih mahal. Walaupun terlihat kecil dalam satu transaksi, kenaikan ini menjadi signifikan untuk masyarakat yang telah mempertimbangkan anggaran dengan ketat.

Selain itu, biaya tambahan seperti pajak kendaraan bermotor, bea balik nama, dan asuransi juga membuat total pengeluaran untuk mobil baru semakin membengkak.

Mengapa Mobil Bekas Semakin Diminati?

Mobil bekas menawarkan solusi yang lebih ekonomis, terutama di tengah tekanan ekonomi dan kenaikan pajak. Beberapa alasan mengapa mobil bekas semakin diminati:

1. Harga Lebih Terjangkau

Mobil bekas tidak dikenakan PPN langsung dalam transaksi antar individu. Ini membuat harganya lebih kompetitif dibandingkan mobil baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline