Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

Tenaga Kependidikan

Perangkap Medsos Menghantui, Diungkap Film Dokumenter The Social Dilemma

Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screenshot akun Netflix (dokpri)

Ulasan Film The Social Dilemma (2020)

The Social Dilemma adalah sebuah film dokumenter dan ilustrasi, memberikan kita pandangan mendalam tentang bagaimana media sosial tidak sekadar menjadi sarana komunikasi. Lebih dari itu digunakan sebagai alat manipulasi yang secara halus merasuki pola pikir dan perilaku kita. Dokumenter ini menunjukan kepada kita apa yang telah terjadi pada dunia yang semakin digerogoti oleh algoritma dan teknologi yang dirancang untuk mengambil alih perhatian kita.

Film ini mengungkapkan rasa frustrasi dan kecemasan yang mungkin sudah lama terpendam di dalam diri kita. Kita semua tahu bahwa media sosial memiliki daya tarik yang memberi kita akses tak terbatas ke informasi, interaksi sosial, dan hiburan. 

The Social Dilemma berhasil mengungkap bahwa di balik semua kemudahan itu, tersembunyi bahaya besar yaitu hilangnya kendali atas kehidupan pribadi kita.

Film ini menghadirkan para mantan eksekutif teknologi yang pernah terlibat dalam pengembangan platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter, mengaku bahwa mereka sendiri tidak bisa lepas dari perangkat yang mereka bantu ciptakan. Ironisnya, mereka yang menciptakan algoritma untuk menarik perhatian pengguna kini merasa ketakutan akan monster yang mereka bangun.

Ketika kita menonton cuplikan demi cuplikan wawancara mereka, ada rasa perih yang meresap. Ini adalah pengakuan jujur bahwa kita sebagai masyarakat, mungkin telah kehilangan kendali atas cara kita berinteraksi dengan dunia digital. Ternyata bukan hanya kita sebagai pengguna yang telah menjadi korban manipulasi teknologi ini, tetapi juga penciptanya.

Salah satunya ketika para ahli membahas bagaimana algoritma media sosial secara sadar dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna selama mungkin, bahkan dengan cara memanipulasi emosi mereka. Rasa takut, marah, dan kebingungan menjadi senjata yang digunakan untuk mempertahankan engagement, tanpa memedulikan dampak buruknya terhadap kesehatan mental kita. Inilah saat ketika kita merasakan dorongan emosional betapa rapuhnya kita di tangan teknologi yang tidak kita pahami sepenuhnya.

Film ini juga menyentuh fenomena isolasi sosial, depresi, dan peningkatan tajam dalam angka bunuh diri di kalangan remaja yang tumbuh bersama media sosial. Bagi Generasi Z, yang hidupnya sudah sangat terhubung dengan dunia digital sejak dini, The Social Dilemma memberi peringatan keras tentang bagaimana media sosial dapat menghancurkan harga diri dan keseimbangan psikologis mereka.

Film ini menyadarkan kita bahwa semua yang kita konsumsi di media sosial bukanlah kenyataan obyektif, melainkan hasil kurasi algoritma yang memperkuat bias kita, membuat kita hidup dalam Gelembung Informasi yang semakin memperlebar jurang perbedaan sosial dan politik. Apa yang kita anggap sebagai kebenaran, ternyata bisa sangat berbeda bagi orang lain, hanya karena mereka diberi suguhan informasi yang berbeda oleh algoritma yang sama.

Akhir dari The Social Dilemma tidak memberikan solusi konkret untuk masalah yang begitu besar dan mendalam ini, film ini menuntut kita menemukan sendiri gagaimana seharusnya kita sebagai pengguna, bisa merebut kembali kontrol atas perhatian kita yang telah dibajak?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline