Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

Tenaga Kependidikan

Saya Ingin Punya Anak Lagi

Diperbarui: 27 September 2024   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

Sesuai judul yang saya buat, saya memang berniat ingin punya anak lagi. Sebelumnya memang banyak hal yang harus dipertimbangkan diantaranya:

1. Secara jarak usia anak semata wayang kami sudah cukup usia (13 tahun), sepantasnyalah kalau saya punya anak lagi dan nampaknya anak kami juga sangat mengayomi dan perhatian pada sepupu-sepupunya yang masih kecil itu menandakan bahwa dia merindukan seorang teman dikeluarga tepatnya seorang adik dalam keluarga.

2. Secara finansial kami tak pernah mempermasalahkan hal itu, karena memang anak kami cuma satu. 

Lalu apa masalahnya? Jawabnya ya karena Tuhan belum mempercayai kami untuk punya anak lagi sejauh apapun kami berusaha, akhirnya kami pasrah dan menganggap hal inilah yang terbaik buat kami dariNya untuk saat ini.

Untuk menjawab tantangan menulis dari Kompasiana tentang menambah adik baru, hal ini bersifat relatif tentunya tergantung situasi dan kondisi masing-masing, Termasuk kondisi saya misalnya, saya hanya tinggal menunggu kehadirannya yang akan di percayakan Tuhan YME untuk saya.

Lain halnya dengan yang masih harus menunggu Si Kakak sedikit dewasa atau sesuatu lain hal, siasatnya terpaksa harus menunda dulu keinginan untuk menambah adik baru.

Tapi seandainya menambah adik baru sudah terjadi tentunya harus ada kiat-kiat yang kita siasati supaya semuanya berjalan lancar, perasaan dan kesiapan anak pertama (si Kakak) adalah hal penting yang perlu diperhatikan. Si Kakak mungkin merasa cemburu atau khawatir kehilangan perhatian dari orangtuanya. Berikut adalah beberapa opni saya yang mungkin bisa membantu mengatasi situasi ini:

1. Libatkan Si Kakak dalam Persiapan

Sebelum kelahiran adik, libatkan si Kakak dalam proses persiapan, seperti memilih pakaian bayi, dekorasi kamar, atau sekadar berbicara tentang bagaimana dia bisa membantu nanti. Ini akan membuatnya merasa penting dan terlibat.

2. Komunikasikan Secara Perlahan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline