Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

Tenaga Kependidikan

Meredakan Gangguan Kecemasan

Diperbarui: 20 September 2024   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

menyendiri (dokpri)

Kecemasan adalah salah satu perasaan yang manusiawi. Namun, ketika perasaan ini berkembang menjadi sesuatu yang lebih intens dan terus-menerus, hingga memengaruhi kehidupan sehari-hari, hal tersebut menjadi sesuatu yang jauh lebih kompleks. 

Saya adalah seseorang yang hidup dengan gangguan kecemasan khususnya kecemasan sosial dan melalui tulisan ini, saya ingin berbagi pengalaman saya dalam menghadapinya, serta beberapa hal yang telah membantu saya mengelolanya.

Awal Mula Perasaan Cemas

Gangguan kecemasan ini mulai terasa intens setelah saya melewati usia remaja, klimaksnya sekitar lulus SMA. Saat itu, saya tidak begitu memahami mengapa kecemasan ini muncul. 

Namun, ada peristiwa-peristiwa traumatik dari masa remaja saya yang meskipun sudah saya lupakan, mungkin meninggalkan jejak tak kasat mata di alam bawah sadar saya.

Yang sering kali menyiksa adalah perasaan cemas itu muncul secara tiba-tiba tanpa peringatan, di mana saja, kapan saja. Dalam situasi sehari-hari yang tampaknya normal, rasa cemas bisa datang seperti badai yang menyapu segala hal lain dari pikiran saya. 

Rasanya sangat menakutkan, hingga saya tidak bisa berpikir jernih. Sering kali, saat kecemasan memuncak, saya merasa seperti terjebak dalam pusaran perasaan cemas yang semakin membesar dan membesar, hingga akhirnya saya merasa pingsan atau mungkin tertidur, karena sulit membedakan keduanya.

Saat saya terbangun, semuanya terasa normal kembali seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Namun, perasaan takut akan serangan kecemasan berikutnya selalu menghantui saya.

Lingkaran Kecemasan dan Ketakutan

Satu hal yang sangat menyiksa adalah kecemasan itu sendiri. Kecemasan tentang kecemasan menjadi lingkaran setan yang tak berujung. Setiap kali saya mulai merasa cemas, saya langsung takut bahwa perasaan itu akan memburuk, yang pada akhirnya membuat kecemasan tersebut benar-benar semakin parah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline