Pendahulan
Saya tulis cerita ini untuk menyampaikan cerita yang berkembang di masyarakat pada masa lalu, cerita ini kini tak lagi terdengar atau setidaknya sudah mulai luntur sejalan pergantian generasi. Kenapa saya kembali tulis adalah dengan harapan cerita ini menjadi cerita yang memperkaya kearifan lokal kita dan semoga bermanfaat.
Yang namanya cerita mitos kadang orang ada yang benar-benar mempercayainya, dan ada juga yang menganggap hal ini hanya dongeng belaka. Tapi tak apa, apapun itu cerita semacam ini mungkin suatu saat bisa dijadikan bahan tulisan fiksi atau sebuah karakter dalam film dan lain sebagainya.
Apa?
Harimau jadi-jadian adalah cerita yang saya dengar dari orang-orang tua jaman dahulu, dahulu mereka mengaku sering bertemu dengan harimau. Kita tahu secara ilmiah Harimau Jawa telah dinyatakan punah, tapi tidak buat mereka karena mereka mengaku pernah bertemu dan menyaksikannya secara langsung.
Sampai saat ini sebagian masyarakat kami, terutama golongan tua masih percaya kalau harimau itu masih ada. Sehingga berkembanglah berbagai cerita di masyarakat salah satunya adalah Harimau jadi-jadian atau di masyarakat kami dikenal dengan Maung Kajajaden.
Harimau meski sudah dianggap punah adalah binatang yang disakralkan, dan dipercaya sebagai perwujudan dari leluhur. Sampai sekarang harimau masih dianggap menghuni hutan tertentu di wilayah kami, dan suatu saat harimau suka menjelma menjadi manusia.
Menurut cerita mitos yang beredar untuk membedakan antara manusia sebenarnya dengan manusia jadi-jadian (Maung Kajajaden): pertama mereka tidak memiliki lekukan vertikal di bawah hidungnya, sebagaimana umumnya kita manusia. Ke-dua mereka bersuara sengau ketika berbicara seperti berbicara dalam keadaan hidung mampet karena flu.
Pada umumnya masyarakat yang percaya keberadaan mereka, menyatakan bahwa harimau sesungguhnya dan harimau jadi-jadian (Maung Kajajaden) itu adalah sesuatu yang berbeda, Maung Kajajaden dianggap makhluk sakral yang sering dihubungkan dengan asal-usul leluhur atau sejenis makhluk halus tertentu.
Bagaimana?
Kalau bangsa lain punya makhluk mitos yang terkenal seperti Trol, Goblin, atau Ogre yang sering menghiasi berbagai cerita film dan karakter permainan. Kita juga punya, salah satunya adalah Maung Kajajaden yang bisa kita eksplorasi ceritanya sesuai imajinasi kita.