Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

Tenaga Kependidikan

Pulau Semak Daun

Diperbarui: 4 September 2024   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Perjalanan ini dimulai dari Bekasi yang padat dan hiruk-pikuk, di mana kami berangkat di pagi hari menuju Muara Angke. Setibanya di pelabuhan, kami bergabung dengan penumpang lain di atas kapal kayu yang mengarungi laut menuju Pulau Pramuka. Angin laut yang menyegarkan dan suara deburan ombak mengiringi perjalanan ini, membawa kami semakin jauh dari kebisingan kota dan menuju kedamaian alam. Setibanya di Pulau Pramuka, perjalanan berlanjut dengan perahu kecil menuju Pulau Semak Daun, pulau mungil yang jauh dari peradaban modern.

Saat kaki pertama kali menjejak di pasir putih Pulau Semak Daun, kami merasakan kesan mendalam dari suasana yang begitu alami dan tenang. Tanpa ada bangunan megah atau resort mewah, hanya hamparan pasir, pepohonan, dan suara alam yang murni. Kami segera mendirikan tenda di antara pepohonan, menciptakan ruang sementara yang akan menjadi tempat bermalam.

dokpri

Malam itu di bawah langit berbintang, diiringi suara desiran ombak yang menghantam pantai, menjadi momen yang sangat reflektif. Jauh dari teknologi dan kesibukan sehari-hari, kami merasakan kebebasan yang tak tergantikan, menyatu dengan alam, dan merasakan keheningan yang jarang ditemukan di kota. Dalam ketenangan malam, ada momen introspeksi, perasaan syukur atas kesempatan untuk melarikan diri dari rutinitas dan meresapi setiap detik yang ditawarkan oleh alam.

dokpri

Keesokan harinya, aktivitas menanam pohon bakau menjadi puncak dari perjalanan ini. Kami mengambil bagian dalam misi kecil namun berarti untuk berkontribusi pada kelestarian alam. Setiap bibit bakau yang ditanam menjadi simbol harapan dan keberlanjutan, sebuah janji untuk merawat alam seperti halnya ia merawat kita. Di tengah keringat dan pasir yang menempel di kulit, ada kebanggaan tersendiri ketika melihat deretan bibit bakau yang ditanam dengan tangan sendiri.

Setelah penanaman bakau, Kami menikmati keindahan pulau dengan berenang di air yang jernih. Terumbu karang yang terlihat jelas dari permukaan menambah pesona alam bawah laut yang memukau. Sinar matahari yang menyusup ke dalam air menciptakan kilauan yang menenangkan, dan setiap kayuhan membawa kami lebih dekat dengan keindahan bawah laut yang masih terjaga keasriannya.

Pengalaman ini mengingatkan kami akan keindahan alam dan sekaligus kerapuhannya, menyadarkan pentingnya menjaga ekosistem yang ada. Pulang dari Pulau Semak Daun kami membawa kenangan tentang keindahan alam yang indah, dengan kesadaran baru tentang pentingnya tanggung jawab sebagai bagian dari alam ini, tentang bagaimana setiap langkah kecil seperti menanam bakau dapat membawa perubahan besar bagi masa depan lingkungan.

Mwlalui sebuah perjalanan, petualangan, dan interaksi dengan alam, kami menyadari betapa pentingnya untuk melestarikan keindahan alam bagi generasi yang akan datang. Pulau Semak Daun telah memberi kami pemandangan yang indah dan juga ia memberikan pemahaman mendalam tentang keindahan alam yang keberlanjutan, kesadaran lingkungan, dan pentingnya koneksi manusia dengan alam.

Perjalanan ini terjadi pada tahun 2019 semoga dengan mencatatnya disini, perjalanan ini menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk senantiasa menjaga kelestaraian alam. Sampai di Pulau Pramuka kami masih mengunjungi beberapa destinasi di pulau Pramuka. karena pulau ini lebih luas dari Pulau Semak Daun disini terdapat banyak fasilitas yang bisa kami gunakan sebagai sarana bersantai seperti menikmati sajian khas berselera di pingir pantai, penangkaran kura-kura, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline