Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

TERVERIFIKASI

Tenaga Kependidikan

Masak Sendiri Jauh Lebih Hemat

Diperbarui: 29 Agustus 2024   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pengalaman ini saya ambil dari pengalaman pribadi saya di kantor, antara sebelum kami mengadakan acara masak sendiri untuk acara makan siang dan setelah kami memutuskan untuk iuran bersama guna menyediakan makan siang setiap harinya.

Hitungan kasarnya sekali makan untuk sekelas makan warung padang murah meriah saja sekali makan kami bisa menghabiskan tidak kurang dari 25 ribu rupiah, kalikan saja 25 hari kerja sama dengan anggaran kami untuk makan siang sekitar Rp. 625.000 per bulan. Itu belum kalau kami tergoda untuk variasi makan ini dan itu yang bersifat impulsif secara tidak terasa anggaran makan siang saja kami menghabiskan tidak kurang dari 1 juta per bulan.

Atas inisiatif seorang pimpinan waktu itu kami sepakati untuk menyediakan makan dengan memasak sendiri, adapun menunya bisa kami sepakati sebelumnya. Ternyata anggarannya hanya sekitar 200 ribu rupiahan perbulan dengan variasi menu yang bisa kami atur dan sesuaikan.

Pengalaman yang saya ceritakan memberikan gambaran yang sangat menarik tentang perbedaan biaya antara makan di luar dan memasak sendiri. Ada beberapa alasan mengapa memasak sendiri bisa jauh lebih hemat dibandingkan dengan makan di warung atau restoran:

1. Efisiensi Biaya Bahan Baku:

- Pembelian dalam Jumlah Besar: Saat memasak sendiri, kita biasanya membeli bahan makanan dalam jumlah yang lebih besar atau dalam kemasan besar, yang sering kali lebih murah per unitnya. Misalnya, membeli beras, sayur, dan bumbu dalam jumlah besar dapat lebih efisien dibandingkan membeli porsi kecil yang siap saji.

- Harga Grosir vs Harga Eceran: Warung atau restoran umumnya membeli bahan baku dengan harga grosir, tetapi mereka harus menjualnya dengan markup yang lebih tinggi untuk menutupi biaya operasional seperti sewa tempat, gaji karyawan, utilitas, dan keuntungan. Sementara itu, ketika kita membeli bahan untuk dimasak sendiri, kita menghindari markup ini.

2. Biaya Operasional Warung/Restoran:

- Markup Harga: Warung atau restoran harus menaikkan harga makanan untuk menutupi biaya operasional seperti sewa tempat, listrik, air, gaji karyawan, serta keuntungan yang diharapkan. Markup ini bisa cukup signifikan, sehingga harga makanan di warung lebih tinggi dibandingkan dengan biaya bahan bakunya sendiri.

- Biaya Tambahan: Di warung atau restoran, kita juga membayar untuk layanan, suasana, dan kenyamanan yang mereka sediakan. Biaya-biaya ini sering kali tersembunyi dalam harga makanan yang kita bayar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline