Pendahuluan
Buka kerannya supaya tidak mampet, apa maksudnya? Judul di atas adalah sebuah analogi yang hendak saya ekspresikan pada berbagai hal. Kalau dijabarkan banyak masalah di negeri ini yang disebabkan karena hal serupa di atas, saya ambil beberapa contoh seperti tertinggalnya dunia pendidikan, minimnya literasi, masalah judi online, perundungan, dll.
Biar lebih mengerucut saya ambil satu topik terlebih dahulu yaitu membudayakan literasi yang tengah digelorakan para pegiat literasi saat ini. Kalau kita cermati dari dulu dunia kepenulisan itu dianggap sesuatu yang sulit, sehingga orang mau masuk sudah takut duluan.
Kalau begitu caranya mana bisa kita melakukan perubahan, sedangkan Nelson Mandella sendiri dalam kutipannya mengatakan "kita tadak akan tahu hasil akhirnya, sehingga kita melangkah maju untuk melakukannya".
Dibina Jangan Dibinasakan
Sekarang dengan dunia yang serba digital segala informasi dengan mudahnya kita dapatkan, meski dengan Chat GPT sekalipun. Lain tentunya dengan zaman dahulu yang bercinta monyet lewat kirim mengirim surat. Jelas jauh loncatannya dengan zaman ini, maka jangan disalahkan kalau segala sesuatunya berubah mengikuti perkembangan zaman.
Fenomena membludaknya penulis pemula karena imbas derasnya iklan pegiat literasi kan bagus dari pada mereka dikebiri, kalau mereka salah ya dibina jangan lantas disamakan dengan dunia zaman kuda gigit besi lalu dibinasakan.
Buka Kerannya Supaya Tidak Mampet
Segala masalah ada titik pangkal masalahnya. Aliran sebuah sungai jangan kita bendung karena bisa menenggelamkan, kalau bisa bendung sedikit lalu alirkan ke tempat-tempat yang kekurangan air kan bisa lebih bermanfaat mengairi sawah-sawah atau kolam.
Masalah judi dari dahulu sudah merupakan penyakit masyarakat dari mulai sabung ayam, togel, sampai kini bergeser menjadi judi online. Lalu pangkal masalahnya apa? Kalau kita telusuri kan orang berjudi mencari kesenangan, karena tidak ada sejarahnya penjudi kaya raya kecuali di film yang dibintangi siapa saya lupa namanya.