Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

Tenaga Kependidikan

Pikiran Terbangun tapi Tubuh Terpaku

Diperbarui: 5 Juni 2024   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gangguan tidur (Freepik/dcstudio) via Kompas.com

Berangkat dari pengalaman pribadi dan obrolan-obrolan santai, sering kali saya sampai dengan bahasan gangguan tidur salah satunya adalah yang dikenal dengan erep-erep. Ternyata hampir semua orang mengenalnya dan pernah mengalaminya walaupun kita menyebutnya dengan istilah yang berbeda-beda.

Pernahkan Anda mengalami saat bangun tidur, perasaan sudah terjaga, tapi badan tidak bisa bergerak dan terpaku? Menurut National Health Service (NHS) Kondisi yang Anda alami disebut sleep paralysis atau kelumpuhan tidur. Ini adalah fenomena di mana seseorang merasa sadar tetapi tidak bisa bergerak atau berbicara saat bangun tidur atau saat akan tidur.

Salah satu aspek menarik dari kelumpuhan tidur adalah hubungan antara kondisi ini dengan budaya dan sejarah. Di berbagai budaya, kelumpuhan tidur sering dihubungkan dengan cerita-cerita mistis atau supranatural. Misalnya, di beberapa daerah dan budaya, kelumpuhan tidur dikaitkan dengan fenomena "dikunjungi" oleh makhluk gaib atau roh jahat.

Faktanya kelumpuhan tidur adalah fenomena yang diakui secara medis dan didokumentasikan oleh banyak lembaga kesehatan ternama. Menurut Mayo Clinic, kondisi ini sering tidak berbahaya, meskipun bisa sangat menakutkan bagi yang mengalaminya. American Academy of Sleep Medicine (AASM) mencatat bahwa sekitar 8% populasi mengalami kelumpuhan tidur setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Berikut adalah penjelasan tentang sleep paralysis atau kelumpuhan tidur:

Kelumpuhan tidur adalah kondisi di mana seseorang merasa sadar tetapi tidak bisa bergerak atau berbicara saat terbangun atau akan tidur. Ini terjadi selama transisi antara tahap tidur dan bangun, dan sering dikaitkan dengan tahap tidur REM (Rapid Eye Movement), di mana mimpi paling intens terjadi. Pada tahap ini, tubuh kita mengalami atonia, yaitu kelumpuhan sementara otot-otot yang membantu mencegah kita bertindak sesuai dengan mimpi kita.

Gejala umum kelumpuhan tidur meliputi:

1. Ketidakmampuan untuk bergerak atau berbicara.
2. Perasaan tekanan pada dada.
3. Halusinasi visual atau auditori yang menakutkan.

Faktor risiko utama meliputi:

1. Kurang tidur.
2. Pola tidur yang tidak teratur.
3. Stres tinggi.
4. Tidur telentang.
5. Gangguan tidur lainnya seperti narkolepsi atau "serangan tidur" dengan rasa kantuk hebat di siang hari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline