Kebanyakan pemilik rumah memasang bak penampungan air di belakang rumah yang tersembunyi, karena dianggap merusak pemandangan dengan instalasi paralon yang menyertainya.
Entah apa hemat Sang Pemilik rumah yang saya tempati sebelumnya, beliau menempatkan penampungan air persis di atas area depan muka rumah. Membuatnya nangkring seperti bidak catur tentu pemirsa bisa membayangkannya, bagaimana gambar di bawah ini sebelum saya tanami tanaman.
Awalnya saya pun merasa risih dengan kehadirannya dan sempat punya niat untuk memindahkannya ke bagian dapur. Tapi karena pada dasarnya saya adalah jiwa inovator dan menyukai tantangan muncul niat saya untuk memanfaatkan kehadiran penampungan air ini sebagai sumber air yang bisa digunakan sebagai penyiram tanaman didekatnya yang bisa memperindah sekaligus menghijaukan bagian depan rumah yang awalnya gersang tanpa tanaman yang tumbuh sama sekali.
Terus terang diawal pekerjaan saya banyak yang menganggapnya lucu karena diluar kebiasaan. Tapi saya keukeuh dengan imaginasi saya bahwa ini merupakan hal yang bisa dilakukan untuk orang yang mau berusaha dan saya yakin bisa menghasilkan sesuatu yang beda tapi indah dipandang mata.
Mulai dengan menaikan pot-pot dan vas bunga, mengisinya dengan tanah media tanam, pupuk alakadarnya. Dalam hal ini saya berkonsultasi dengan tukang kebun sekolah yang terlebih dahulu punya berpengalaman dalam tanam-menanam tumbuhan.
Berbagai tanaman tahan panas pun mulai saya hadirkan diantaranya rumput Lee Kwan Yew yang menjulur vertikal cocok untuk kesan rumah hijau minimalis, tanaman pisang mini, bunga kemuning, pakis haji, dan palem. Hasilnya ternyata lumayan banyak orang yang suka dan mengikuti langkah saya.
Halaman muka yang awalnya menyerupai bidak catur menjadi ruang hijau yang sejuk.