Lihat ke Halaman Asli

agus hendrawan

Tenaga Kependidikan

Selamat Hari Ibu

Diperbarui: 30 Maret 2024   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Hari Jum'at pagi 18 Desember 2020, tepat setelah 5 tahun dan 5 hari dari kepulangan lelaki yang dimakamkan disampingnya. Penulis turun ke liang lahat untuk meletakan jenazah sesuai tatacara yang seharusnya. Dibantu dua kakak laki-laki Penulis pastikan posisi dari ujung kepala sampai ujung kaki jenazah berada pada posisi yang benar. Terakhir Penulis pastikan telapak kaki beliau menyentuh dinding liang lahat dengan bantuan bulatan tanah yang sudah dipersiapkan.

Setelah selesai penguburan jenazah hujan rintik-rintik pun turun disertai sinar matahari pagi yang tetap memancarkan sinarnya membuat suasana begitu sejuk seakan ikut menghantarkan kepergian Beliau.

Itulah nasihat terakhir yang disampaikan orang terdekat dalam hidup Penulis bahwa pada akhirnya Penulis akan berada ditempat yang sama yaitu liang lahat. Tidak terhitung nasihat yang sudah Beliau sampaikan semasa hidupnya dan itu menjadi panduan dalam mengarungi hidup ini selamanya.

Disini Penulis coba sampaikan satu saja nasihat Beliau terhadap Penulis bahwa Penulis jangan pernah meninggalkan sholat lima waktu.

Sungguh diluar kuasa manusia, entah apa isyarah Alloh SWT atas kejadian-kejadian saat Beliau diwafatkan, diantaranya:

1. Detail waktu, hari, dan kejadian wafatnya Beliau persis sesuai do'a yang dipanjatkannya. Termasuk para ustadz yang datang menyolatkannya selesai pengajian rutin hari Jum'at ba'da sholat subuh di mesjid Agung Nurul Huda dekat rumah.

2. Rentang waktu 5 (lima) tahun, dan 5 (lima) hari dari kepergian Bapak (ayah Penulis) seakan memperkuat nasihat utamanya kepada Penulis bahwa jangan pernah melalaikan sholat lima waktu. Perlu diketahui alm. Bapa meninggal tanggal 13 Desember 2015.

3. Beliau pernah mengatakan bahwa Beliau menginginkan diwafatkan pada hari Jum'at sesuai mendiang ibunya (nenek Penulis). Beliaupun menceritakan kejadian turunnya hujan serupa setelah selesai pemakaman. 

Itulah sepenggal kisah dari seorang Ibu yang membesarkan 8 (delapan) anak bersaudara hingga akhir wafatnya. Dengan keadaan yang serba sederhana sampai kini akhirnya kami menemukan jalan hidup masing-masing.

Ibu, sungguh kau orang yang paling hebat yang Penulis punya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline