Puan Maharani, diakui atau tidak, ternyata mempunyai semangat kerja tanpa lelah untuk menyukseskan beberapa program penting bagi kepentingan bangsa dan kesejahteraan warga Indonesia ini. Dalam banyak kesempatan, kita bisa melihatnya setia mendampingi Presiden. Bahkan bukan hanya mendampingi, tapi juga diberikan panggung untuk menjelaskan program kesejahteraan pemerintah melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Program Keluarga harapan (PKH), Program Makanan Tambahan (PMT), dan lain sebagainya.
Kemudian membagikan kartu-kartu sakti tersebut, yang hingga saat ini sudah jutaan jumlahnya. Artinya, sejatinya, harusnya kita perlu untuk mulai memberikan pandangan baru tentang Puan Maharani sebagai sosok menteri perempuan yang sebenarnya mempunyai etos dan semangat kerja yang tinggi. Ini bukan hanya berbicara tentang peringkat kementerian, tapi bahwa hasil kerjanya dapat dirasakan oleh masyarakat paling bawah. Sudah dicicipi oleh masyarakat yang membutuhkan.
Dari mana menilainya?
Dari hasil koordinasi kementerian yang berada di bawah garis koordinasinya, yang mana banyak kementerian yang mendapatkan apresiasi bagus dari masyarakat. Selain itu, dalam banyak kesempatan, kita bisa melihat bagaimana Puan Maharani rajin melakukan kunjungan kesana-kemari, untuk kepentingan kesejahteraan, kepentingan persiapan Asian Games 2018, ikut berbicara dalam konteks penghapusan terhadap kekerasan anak dan perempuan, termasuk juga ikut mengawasi bagaimana persiapan dan pelayanan haji agar lebih baik, dan tentu saja kesediaannya untuk mendampingi Presiden dalam banyak waktu.
Artinya, hampir setiap hari, selalu ada kegiatan yang dilakukan oleh Puan Maharani untuk kepentingan bangsa ini. Dua hal yang tidak dilakukannya, dan itu mendapatkan penilaian “buruk” oleh masyarakat karena dianggap tidak bekerja, yaitu tidak membuat kebijakan yang fenomenal (seperti Susi), dan sepinya dunia pemberitaan, dimana hari ini, tanpa media, sekelas menteri pun seperti mati. Siapa yang tahu kinerja menteri Basuki? Hampir tak banyak, karena media-nya tidak diarahkan untuk menyimak. Padahal, siapa yang berani mengatakan menteri Basuki tidak bekerja? Siapa yang berani mengatakan Menteri Puan Maharani tidak bekerja? Ayo, siapa?
Dari daerah yang satu, pindah ke daerah yang lain. Dari Malaysia, ngurusinAsian Games 2018, lalu kunjungan ke Kalimantan (Menpawah, Sambas), setelah itu kerja koordinasi untuk pelaksanaan haji. Banyak hal yang sebenarnya dilakukan oleh Puan Maharani, tapi kerangka berpikir banyak orang masih terkooptasi dengan kebijakan yang “wah” dan media yang “terarah”. Artinya, dalam memandang sosok menteri Puan Maharani, kita tidak bisa hanya memandangnya hanya sebatas kebijakan yang “nge-bom” saja, tapi bahwa Puan Maharani juga tanpa lelah bekerja.
Sehingga, penting bagi kita untuk mulai menyadari kerja tanpa lelah Puan Maharani dalam konteks membangun dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui program-program yang secara langsung menyasar rakyat bawah dengan indikator yang secara jelas bisa terukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H